
Jakarta (UNAS) – Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional (UNAS) menggelar Lokakarya Strategi Cerdas JAFUNG: AI, Scholar–Sinta, dan Publikasi Bereputasi di Gedung Menara UNAS Ragunan, Sabtu (20/9). Acara ini sangat penting bagi para dosen dan mahasiswa guna memahami arah baru pengembangan karier akademik di tengah dinamika pendidikan tinggi yang semakin kompetitif.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber terkemuka, Assoc. Prof. Dr. Siti Yulidhar Harunasari, M.Pd. dan Prof. Dr. Fathu Rahman, M.Hum., yang membahas strategi pengembangan jabatan fungsional dosen serta pentingnya publikasi ilmiah di era digital.
Dalam sambutannya, Dr. Drs. Somadi Sosrohadi, M.Pd., menyampaikan apresiasi atas capaian Fakultas Bahasa dan Sastra yang baru saja menorehkan prestasi membanggakan di bidang akademik.
“Sekitar 60 persen program studi di fakultas ini telah menyelesaikan proses akreditasi. Bahkan, Program Studi Sastra Jepang dan Sastra Inggris berhasil meraih predikat Unggul. Ini merupakan capaian yang patut kita syukuri bersama,” ungkapnya.
Kemudian, Somadi menegaskan bahwa tema lokakarya yang diangkat bukan sekadar seremonial, melainkan strategi penting dalam membekali civitas akademika menghadapi tuntutan baru.
“Tema lokakarya ini kami pilih agar para dosen dan mahasiswa memahami strategi jabatan fungsional sekaligus pentingnya publikasi bereputasi, yang kini menjadi syarat mutlak dalam pengembangan karier akademik. Dengan begitu, fakultas ini tidak hanya menjadi rumah belajar, tetapi juga pusat pengembangan ilmu yang relevan dan berdaya saing,” tambahnya.
Pada sesi pemaparan, Assoc. Prof. Dr. Siti Yulidhar Harunasari, M.Pd., menyoroti peran teknologi dalam mendukung pendidikan tinggi, khususnya pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
“Teknologi adalah mitra cerdas yang membuat kita bergerak lebih cepat. AI bukan sekadar alat, tetapi juga ruang untuk mengukur kesiapan kita dalam beradaptasi dengan perubahan. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita menjadikan AI bagian dari tujuan pembelajaran, bukan sekadar tren,” jelasnya.
Ia juga mendorong para dosen agar lebih terbuka terhadap pemanfaatan teknologi dalam penelitian maupun pengajaran, sehingga mampu menghasilkan inovasi dan memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.
Sementara itu, Prof. Dr. Fathu Rahman, M.Hum., menekankan pentingnya literasi publikasi sebagai fondasi utama pengembangan akademik. Maka dari itu, keberadaan AI harus diarahkan untuk memperkuat kualitas penelitian, bukan sebaliknya.
“AI memang ciptaan manusia, namun pemanfaatannya harus diarahkan untuk memperkuat kualitas akademik. Oleh karena itu, dosen dan mahasiswa sebaiknya memiliki akun Google Scholar sebagai langkah awal menuju publikasi bereputasi sekaligus mendukung peningkatan kinerja di Sinta,” tutupnya. (SAF)