
Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) melalui Program Hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) 2025 menyelenggarakan kegiatan workshop dan pelatihan pengelolaan sampah dengan tujuan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan lingkungan bebas sampah atau zero waste.
Kegiatan ini dilaksanakan di RW 11, Kelurahan Sindang Jaya, Mandalajati, Bandung, pada Selasa, (9 September 2025).
Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., selaku Ketua Tim Hibah PKM, menjelaskan bahwa kegiatan ini melibatkan mitra serta masyarakat dalam proses pengelolaan sampah, termasuk produksi maggot yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.
“Kegiatan ini merupakan bentuk upaya memaksimalkan peran warga agar mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat sekaligus mengurangi volume sampah. Kami juga ingin membuktikan bahwa masyarakat bisa menjadi garda depan pengelolaan sampah,” ungkapnya.
Sebagai bentuk dukungan, tim hibah juga menyerahkan dua unit mesin pencacah sampah, baik organik maupun plastik kepada masyarakat.
Anggota Tim Hibah PKM, Dr. Rahayu Lestari, S.E., M.M., menambahkan pentingnya pemanfaatan limbah rumah tangga untuk menghasilkan nilai ekonomi. Kegiatan yang berlangsung di Rumah Edukasi Maggot, Sindang Jaya, meninjau langsung proses pembiakan maggot dan pemanfaatannya sebagai pupuk organik maupun bahan pakan.
“Maggot memiliki potensi besar dalam ekonomi sirkular. Harganya bervariasi mulai dari Rp10.000 hingga Rp17.000 per kilogram, tergantung kualitasnya. Dengan pengemasan dan branding yang baik, produk maggot remaja ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” jelasnya
Lebih lanjut, Dr. Rahayu menegaskan bahwa edukasi mengenai pemilahan sampah bernilai ekonomis dan harus terus ditingkatkan. Hasil budidaya maggot tidak hanya digunakan sebagai pakan hewan dan pupuk tanaman organik, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan masyarakat Kelurahan Sindang Jaya RW 11.
Lurah Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung, Yayan Surya Mulyana, S.T., memberikan apresiasi atas terselenggaranya workshop dan pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang digagas Universitas Nasional (UNAS) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bidang saintek.
Ia menuturkan bahwa Kelurahan Sindang Jaya memiliki 12 RW, salah satunya RW 11 Taman Sari Bukit Bandung yang saat ini ditunjuk sebagai lokasi pelaksanaan program percontohan. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam menghadirkan solusi pengelolaan sampah yang efektif.
Lurah menekankan bahwa pengelolaan sampah seharusnya dilakukan berbasis partisipasi warga. Ia menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menjadi model pengembangan investasi nasional, sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. “Sampah yang tadinya menjadi masalah harus bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga ekonomi sirkular berjalan dan pada akhirnya tercapai zero waste,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengucapkan terima kasih kepada UNAS yang telah menghibahkan dua unit mesin pencacah, masing-masing untuk ranting pohon dan plastik. Bantuan tersebut dinilainya sangat berguna untuk mendukung program pengelolaan sampah warga RW 11.
Ia berharap keberadaan alat ini dapat membantu warga mengurangi volume sampah sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat. “Dengan adanya percontohan ini, kita berharap RW 11 Taman Sari Bukit Bandung bisa menjadi contoh dalam penerapan ekonomi sirkular, sekaligus langkah nyata menuju lingkungan yang lebih sehat dan bebas sampah,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua RW 11 Komplek Taman Sari Bukit, Kelurahan Sindang Jaya, Ir. Slamet Prabudi Setianto, M.T., menyampaikan apresiasinya kepada jajaran UNAS atas kerja sama dan bantuan hibah berupa dua peralatan, yakni alat pencacak plastik dan alat pencacak kayu, serta pelatihan dan workshop pengolahan sampah.
Menurut Slamet, bantuan ini sejalan dengan program pengelolaan sampah mandiri yang sudah dijalankan RW 11 sejak sekitar satu setengah tahun lalu. RW 11 membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengelolaan Sampah menuju zero waste setelah sempat terjadi penumpukan sampah akibat keterlambatan pengangkutan ke TPA.
“Kami ingin memberikan solusi dini agar sampah dikelola secara mandiri di TPS. Targetnya setiap hari dilakukan pengolahan rutin sehingga TPS tetap bersih dan tidak kumuh,” ujarnya.
Selain menjaga kebersihan lingkungan, Slamet menargetkan TPS di wilayahnya bisa menjadi fasilitas umum yang multifungsi, bukan sekadar tempat pembuangan sementara. Dengan pengelolaan sampah yang teratur, TPS diharapkan dapat menjadi ruang yang bermanfaat bagi warga.
“Kami berterima kasih kepada jajaran UNAS atas kerja sama dan dukungannya terhadap program pengelolaan sampah di RW kami,” tutup Slamet.
Senada dengan itu, Ketua Satgas RW 11, Ir. Priana Eka Surya, menilai workshop ini sangat bermanfaat untuk memberikan edukasi dasar kepada warga. “Materinya bagus dan menjadi bekal awal dalam menjalankan visi menuju RW zero waste,” ujarnya. Ia menambahkan, mesin pencacah ranting sangat membantu karena wilayah RW 11 merupakan kawasan hijau dengan banyak pohon sehingga ranting dan daun kerap menumpuk.
Priana berharap hibah ini menjadi modal awal untuk menciptakan program ekonomi sirkular berbasis pengelolaan sampah. “Semoga bermanfaat dan bisa menjadi langkah awal menciptakan nilai ekonomi dari sampah di RW 11 Taman Sari Bukit Bandung,” tutupnya.
Dalam kegiatan ini, turut disampaikan berbagai materi antara lain, konsep ekonomi sirkular, standar operasional prosedur (SOP) pengelolaan sampah, serta pengetahuan teknis mengenai pengelolaan sampah organik dan anorganik.
Adapun tim pelaksana hibah terdiri dari Dr. Nonon Saribanon, M.Si., Dr. Rahayu Lestari, serta melibatkan mahasiswa dari Program Studi Biologi Feriska Feriska Lindayu dan Agroteknologi Arindya.
Melalui kegiatan ini, UNAS menegaskan komitmennya dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan penerapan ekonomi sirkular untuk keberlanjutan lingkungan. (*DMS)