Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) kembali menggelar konferensi internasional bertajuk International Conference on Natural Products and Chronic Diseases (IC-NCD) 2024. Acara yang berlangsung pada Rabu dan Kamis (30-31 Oktober 2024) di Gedung Auditorium UNAS ini diadakan dalam format daring dan luring, mempertemukan para ahli, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk membahas potensi produk alami dalam penanganan penyakit kronis.
Ketua Panitia IC-NCD 2024, Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., dalam sambutannya, menekankan pentingnya peran senyawa bioaktif alami dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat global. “Melalui sesi ilmiah, diskusi panel, dan peluang networking, IC-NCD tahun ini bertujuan mendorong kolaborasi global serta memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs),” ujar Nonon, yang juga menjabat sebagai Ketua LPPM UNAS. Ia mengajak semua peserta untuk berinovasi dan berkolaborasi dalam pengembangan obat herbal demi kesehatan yang berkelanjutan.
Wakil Rektor UNAS Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., menyampaikan bahwa konferensi ini terselenggara berkat kolaborasi dengan Center for Botanicals and Chronic Diseases (CBCD) Indonesia dan Rutgers University, AS. “Tema tahun ini, Natural Products for Quality of Life, Good Health and Well-Being towards Achieving Sustainable Development Goals, relevan dengan pentingnya produk alami dalam meningkatkan kesejahteraan global,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa para pakar lintas disiplin akan membahas temuan terbaru dalam penggunaan produk alami untuk pencegahan dan pengobatan penyakit kronis.
Hari pertama konferensi dimulai dengan sambutan dan presentasi dari Prof. Dr. Ilya Raskin dari Rutgers University. Acara dilanjutkan dengan sesi pleno yang menghadirkan narasumber internasional, termasuk Dr. Joseph M. Betz dari NIH, AS, dan Prof. Vyacheslav Dushenkov dari City University of New York. Para pembicara membahas berbagai topik, mulai dari tantangan regulasi obat herbal hingga pentingnya keanekaragaman hayati dalam inovasi medis. Hari kedua melibatkan presentasi dari para peneliti, seperti Dr. Ir. Nonon Saribanon yang mengupas etnobotani tanaman obat dari NTB, dan Dr. Muhammad Ajmal Shah dari Pakistan yang mengeksplorasi ekstrak berberin alami.
Selain sesi plenary, acara juga mencakup sesi paralel offline dan online yang dipandu oleh Dr. Vivitri Dewi Prasasty, Dr. Fitriah Basalamah, dan Astri Rozanah Siregar. Acara ini juga ditandai dengan penyerahan sertifikat kepada para peneliti dari UNAS, Universitas Pancasila, dan Universitas Sriwijaya yang telah menyelesaikan pelatihan peningkatan kapasitas, hasil kerja sama UNAS dengan Rutgers University. (MPR)