Stasiun Orangutan Tuanan merupakan program konservasi mawas yang dibangun atas kolaborasi dari University of Zurich, Rutgers University, dan Universitas Nasional.

 

Jakarta (UNAS) – Erich Eberhard, mahasiswa Program Doktor dari Departement of Ecology, Evolution, and Environmental Biology (E3B) Colombia University presentasikan hasil tugas akhirnya di Stasiun Orangutan Tuanan, Kalimantan Tengah, melalui zoom meeting, Rabu (08/05).

Pria berkebangsaan Amerika itu meneliti mengenai ‘Dinamika Gangguan Hutan, Cerita dalam Struktur dan Suara’ melalui pemanfaatan teknologi bioakustik untuk mengukur perubahan keanekaragaman hayati di hutan.

Erich Eberhard

“Selama satu tahun, saya telah menganalisis dan mengukur keanekaragaman hayati di hutan dengan teknologi suara melalui instrumen bioakustik. Melalui metode ini, saya bisa mengambil banyak sampel suara hewan di dalam hutan,” ucapnya.

Ia menambahkan, selama proses penelitian, Erich mengikat beberapa microfon kecil di batang pohon untuk mengambil data suara hewan-hewan di hutan dengan jarak yang dekat. “Dua minggu kemudian, saya mengambil data tersebut dari hutan dan mengalisisnya di Stasiun Orangutan Tuanan,” katanya.

Melalui data tersebut, lanjut Erich, Ia bisa melihat adanya perbedaan grafik suara pasca terjadi gangguan di hutan seperti kebakaran, banjir, ataupun kondisi yang mempengaruhi fungsi hutan bagi keanekaragaman hayati di dalamnya.

“Saya harap hasil dari penelitian ini bisa mengumpulkan para akademisi dan peneliti guna membahas langkah lebih lanjut dalam pengaplikasian komunikasi sains. Hal ini dilakukan mengingat keberadaan dan fungsi hutan sangat penting bagi keanekaragaman hayati kita,” pungkasnya.

Dalam akhir presentasi nya itu, Erich menuturkan bahwa Ia memiliki banyak ketertarikan dengan kondisi hutan di Indonesia. Tak hanya itu, Ia juga tertarik dengan peran budaya dan kepercayaan masyarakat yang secara tidak langsung memiliki peran penting dalam melestarikan alam dan lingkungan.

Dilansir dari orangutan.or.id, Stasiun Orangutan Tuanan merupakan program konservasi mawas yang dibangun atas kolaborasi dari University of Zurich, Rutgers University, dan Universitas Nasional (UNAS). Penelitian di Tuanan berfokus pada perilaku orangutan liar serta dampak dari degradasi habitat terhadap orangutan pada khususnya dan terhadap keanekaragaman hayati pada umumnya.

Presentasi ini juga turut diikuti oleh Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian Universitas Nasional (UNAS), Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si. Ketua Program Studi Magister Biologi UNAS, Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., Dosen Prodi Biologi UNAS sekaligus Kepala Laboratorium Kimia UNAS, Astri Zulfa, S.Si., M.Si.

“Saya sangat mengapresiasi adanya penelitian dari mahasiswa asing yang berpusat di dekat Stasiun Orangutan Tuanan. Data dan hasil yang disampaikan sangat bermanfaat khususnya bagi pengembangan ilmu di Prodi Biologi UNAS, maupun di Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” ucap  Astri Zulfa. (NIS)