Sumedang (UNAS)- LLDIKTI wilayah IV melalui Program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) mengajak para mahasiswa untuk berpartisipasi didalamnya. Universitas Nasional (UNAS) merupakan salah satu kampus yang para mahasiswanya ikut dalam program ini.
Melalui tema “Perguruan Tinggi Serentak Bergerak, Bersinergi, dan Berkolaborasi Membangun Desa untuk Jabar Juara dan Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera”, Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Alumni (Biromawa) UNAS mengirimkan 10 mahasiswa/i untuk mengikuti PTMGRMD di Sumedang. Mahasiswa/i tersebut yakni Syifa Najla Widiyanti (Sosiologi), Bima Putra Surya Pranata (Hukum), Rivandika Putra (Sosiologi), Yolti Veni Efendi (Ilmu Komunikasi), Aiga Adawiyah (Administrasi Publik), Risma Akhwat (Ilmu Komunikasi), Mufa Datul Karimah (Sosiologi), Azkia Huzaima (Hukum), Amusharma Basri Sangadji (Hukum), dan Silver Christ Boyke Zai (Ilmu Politik).
Salah satu mahasiswa yang ikut, Silver Christ Boyke Zai, menegaskan, “tujuan saya mengikuti kegiatan PTMGRMD 2024 di Kabupaten Sumedang adalah untuk melatih kemampuan saya dalam memahami lingkungan sosial masyarakat. Melalui kegiatan ini, saya berharap dapat lebih memperdalam pengetahuan tentang dinamika masyarakat, kehidupan desa, serta politik lokal di wilayah Kabupaten Sumedang. Sejalan dengan fokus studi saya di Ilmu Politik yang lebih menitikberatkan pada keterlibatan dalam kegiatan masyarakat”.
Sebelum memulai misi PTMGRMD, mahasiswa UNAS telah melalui persiapan matang. Dari persiapan administratif hingga pelatihan keterampilan, semuanya telah dipersiapkan dengan baik. “Kami menyiapkan berkas administrasi, mempelajari KPI pada PPT yang diberikan oleh LLDIKTI IV, mempersiapkan kebutuhan pribadi, dan mengikuti kegiatan pembekalan oleh BIROMAWA UNAS,” ujar Syifa Najla Widiyanti, koordinator Tim KKN Desa Kaler.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa UNAS terbagi dalam dua tim, yaitu Tim KKN Desa Kaler dan Tim KKN Desa Legok Kidul, di Sumedang, Jawa Barat. Tim-tim ini terdiri dari mahasiswa berbagai program studi, mulai dari Sosiologi, Hukum, Administrasi Publik, Ilmu Komunikasi, dan lainnya.
Selain itu, mahasiswa UNAS yang mengikuti (PTMGRMD) tahun 2024 juga turut serta dalam memberikan pendampingan, pelatihan, dan membantu menyelesaikan masalah di desa tesrebut. “Cara yang kami lakukan untuk menyelesaikan masalah di desa adalah dengan membentuk kelompok kerja, melaksanakan program-program yang sudah dibentuk, berdiskusi dengan perangkat desa, dan melakukan penyuluhan kepada warga desa,” ucap Mufa Datul Karimah, salah satu anggota tim.
Meskipun tim KKN UNAS menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya mereka membangun desa, seperti kurangnya kerja sama antar universitas, minimnya dukungan informasi dari perangkat desa, kesulitan bahasa dalam berinteraksi, dan keterbatasan jaringan internet, mereka tidak menyerah.
Aiga Adawiyah menyoroti, “tidak bisa dipungkiri bahwa kami merasakan hambatan-hambatan tersebut.” Namun, hal tersebut tidak menghentikan semangat mereka. Mereka tetap menjalin komunikasi dan koordinasi yang efektif dengan warga desa di Sumedang. Risma Akhwat menambahkan, “Kami aktif bertemu dengan perangkat desa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, serta menggunakan grup WhatsApp sebagai saluran komunikasi yang efisien”.
Salah satu tantangan lainnya adalah adaptasi dengan lingkungan baru. Musharma Basri Sangadji mengungkapkan, “ketika pertama kali tiba di Sumedang, khususnya di Desa Legok Kidul, saya menghadapi kesulitan beradaptasi dengan suasana dan bahasa Sunda. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai terbiasa dan bahkan masyarakat setempat juga memahami keterbatasan saya dalam berbahasa Sunda, sehingga kami bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia”.
Progress KKN di Sumedang telah menunjukkan hasil yang memuaskan bagi tim KKN UNAS. Seperti yang diungkapkan oleh Bima Putra Surya Pranata, “sudah lumayan cukup hasil kinerja kami sudah terlihat jelas dan nyata, salah satunya adalah terbentuknya Posyandu Remaja serta produk OVOP.” Yolti Veni Efendi juga menyatakan, “alhamdulillah, progres berjalan lancar, dan setiap Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan berjalan sesuai dengan harapan”.
Program PTMGRMD tidak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakat desa, tetapi juga bagi mahasiswa UNAS sendiri. Mereka belajar banyak tentang realitas sosial di masyarakat desa dan mengembangkan keterampilan komunikasi serta berinteraksi. Rivandika Putra menambahkan, “Saya dapat mengembangkan keterampilan komunikasi dan berinteraksi secara aktif dengan masyarakat setempat dan anggota tim KKN. Saya akan lebih peka terhadap isu lingkungan setelah berada di lokasi KKN”.
“Kabupaten Sumedang memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan potensi sumber daya manusia yang luar biasa”, ujar Azkia Huzaima. “Dan kami juga dapat memahami lebih dalam tentang realitas sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat desa setempat, serta berkontribusi secara positif dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat”.
Diharapkan, melalui kontribusi mahasiswa UNAS dalam PTMGRMD, akan terjadi peningkatan kesejahteraan dan pembangunan desa yang signifikan. Selain itu, partisipasi mereka diharapkan dapat memperkuat hubungan antara perguruan tinggi dengan masyarakat desa serta memupuk semangat gotong royong dan kebersamaan dalam membangun Indonesia dari pinggiran. (*Biromawa)