Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional terus meneguhkan komitmennya untuk mempertahankan dan meningkatkan, khususnya kualitas pendidikan para mahasiswa. Pencapaian akreditasi perguruan tinggi UNAS dengan predikat A, akan menjadi cambuk bagi civitas akademika untuk menjadi universitas yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga terekognisi internasional.

Komitmen ini dikuatkan berdasarkan monitoring LLDIKTI dalam bidang sistem penjaminan mutu internal. Saat ini, Universitas Nasional telah masuk sebagai satu dari 288 universitas yang ada di wilayah III, yang memiliki SPMI terlengkap dan bahkan menjadi best practice dalam pemutakhiran dokumen SPMI di LLDIKTI wilayah III. Ditambah lagi, Universitas Nasional juga berhasil meraih 4 Bintang dalam penilaian rating internasional QS-Star World Class University.

Hal ini ditegaskan oleh Rektor UNAS Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A., pada Wisuda Periode II Tahun Akademik 2020/2021 yang disampaikan Sabtu (20/11/2021). Disampaikan bahwa capaian-capaian tersebut merupakan bukti bahwa Universitas Nasional berkomitmen dalam pencapaian visi misi menjadi universitas yang tidak hanya unggul di tingkat nasional tetapi juga terekognisi internasional.

“ Ke depan, Universitas Nasional juga telah mulai mempersiapkan beberapa program studi untuk dapat memenuhi ke standar akreditasi internasional. Hal ini dilakukan sebagai tahapan kongkrit Universitas Nasional untuk mencapai rumusan visi misinya yaitu mencapai universitas yang unggul di tingkat nasional dan terekognisi internasional, ” tutur Rektor Universitas Nasional.

Prosesi Wisuda UNAS Periode II Tahun Akademik 2020/2021 dilaksanakan secara hybrid di Auditorium UNAS dan diikuti oleh wisudawan melalui platform Zoom dan Youtube. Pada wisuda kesempatan ini, hanya menghadirkan 10 wisudawan terbaik serta orangtua sebagai perwakilan dari 1.018 wisudawan/ti.

Pada wisuda kali ini, juga diberikan pembekalan yang disampaikan melalui Orasi Ilmiah oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M. Dalam orasinya, Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengangkat tema: “ Membangun Daya Saing Bangsa Melalui Sistem Tata Kelola Sumber Daya Nasional dan Sistem Pertahanan Nasional ”.

Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc., selaku Ketua LLDIKTI III dalam  sambutan  menjelaskan ” bahwa  para sarjana telah mampu menunjukan sebagai genarasi muda yang dibanggkan. Gelar Sarjana yang telah di raih ini merupakan  bentuk tanggung jawab yang harus, memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan bangsa Indonesia. Saya pun berterima kasih kepada Universitas Nasional yang telah berkerja keras dalam membimbing para mahasiswanya terutama dalam membina hard skill dan soft skill,  melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka “.

Dijelaskan dalam sambutannya,” Universitas Nasional selalu memberikan pelaporan pangkalan data pendidikan tinggi yang selalu lengkap dan tertib. Langkah yang dilakukan Oleh Universitas Nasional ini menjadi jalan kemudahan  bagi para lulusannya, dalam hal mendaftar apapun,  semisal menjadi CPNS, pegawai swasta atau pun ini mencalonkan menjadi calon legislatif, calon Bupati atau calon Gubernur, karena telah terekam dengan baik di pangkalan data pendidikan tinggi.

Selanjutan Prof. Dr. Agus Setyo Budi, M.Sc., berpesan kepada para wisudawan, untuk berterima kasih kepada orang tua, karena tanpa adanya dukungan moril dan materil para wisudawan belum tentu bisa menjadi sarjana. “ Ucapakan terima kasih dan permintaan maaf kalo selama menjalankan pendidikan di bangku kuliah selalu merepotkan dan dihari yang berbahagia ini sudah sewajarnya untuk memeluknya, setelah ini saya mengharapkan para wisudawan bisa menjadi insan yang bermakna yang beguna bagi Nusa dan Bangsa, “ ungakap Prof . Agus.

Kabar gembira pun disampaikan oleh Ketua LLDIKTI III, saat ini Direktorat Jendral Dikti Ristek, Direktorat Jendral Vokasi telah berkerjasama dengan LPDP Kementrian Keuangan untuk menyediakan berbagai program Beasiswa baik dalam maupun luar negeri. Dengan adanya program ini diharapkan bagi para wisudawan Universitas Nasional bisa ikut serta dalam program beasisawa ini.

Disampaikan oleh KASAD, Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah menyatakan bahwa salah satu tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dalam mewujudkan tujuan bernegara tersebut, maka pertahanan negara merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup suatu negara.

“ Eksistensi sebuah negara sangat bergantung kepada kemampuan bangsa tersebut mempertahankan diri dari setiap ancaman baik dari luar maupun dari dalam negara itu sendiri, ” tegas Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Disampaikan pula, kebijakan pertahanan dan keamanan negara pasca perang dingin tidak lagi berfokus pada isu persaingan ideologis Blok Barat dan Timur. Akan tetapi arus demokratisasi dan interdependensi, serta isu lingkungan turut memegang peranan penting dalam mengubah pola interaksi antarnegara dimana semuanya terangkai dalam konstruksi globalisasi sebagai impuls utamanya.

Perkembangan teknologi informasi, serta teknologi transportasi telah mempercepat arus informasi, arus finansial global, dan mobilitas manusia. Untuk itu, ia menghimbau khususnya bagi mahasiswa, dapat bijak dalam membaca dan menyimak media sosial serta bijaksana terhadap pengaruh-pengaruh secara langsung yang diberikan di lingkungan.

Saat ini, untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, tidak hanya sebatas perang fisik dengan pengerahan kekuatan militer. Peperangan dirancang menggunakan berbagai cara dan taktik dalam menghancurkan lawan.Keefektifan menjadi salah satu ukuran, sehingga negara harus pandai menata dan mengelola seluruh sumber daya nasional yang dimiliki untuk menjadi kekuatan yang potensial bagi kekuatan pertahanan sebuah negara.

“ Ancaman tidak hanya dalam bentuk fisik, akan tetapi ancaman nonfisik seperti penanaman nilai-nilai kehidupan asing dapat menjadi alat penghancur entitas sebuah peradaban bangsa, ” kata Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M.

Memang, lanjutnya, kemungkinan terjadinya perang konvesional menurun.Namun ancaman dalam konteks keamanan nasional justru meningkat khususnya ancaman nonmiliter. Salah satu ancaman paling nyata yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kebangsaan.

“ Untuk menjadi negara yang kuat, prasyarat utamanya adalah kemampuan negara untuk menata, menyiapkan, dan menggunakan segala sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan nasional. Oleh karena itu perlu pengelolaan sumber daya nasional untuk pertahanan negara, ” ujarnya.

Dalam konteks pertahanan negara, permasalahan ini tidak cukup ditangani hanya dari aspek kekuatan utama militer saja. Mengingat terdapat tiga pilar untuk membangun ketahanan nasional yaitu pemerintahan, rakyat, dan militer.

Salah satu konsep yaitu hubungan tentara dengan rakyat yang diikat dengan simpul sejarah hubungan emosional kemanunggalan tentara-rakyat. Keduanya menjadi episentrum kekuatan bagi tentara. Di mana terdapat konsep tentara adalah rakyat dan rakyat adalah tentara merupakan konsep kesemestaan yang menjadi modal kekuatan pertahanan negara.

Hal ini tertuang pula secara eksplisit dalam Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.

“ Daya tangkal dibangun melalui pembinaan kesadaran bela negara bagi seluruh warga negara, sehingga terbangun karakter rakyat yang militan atas dasar kecintaan pada NKRI, ” jelas Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M., yang memberi orasi ilmiah sebagai bagian budaya akademik pada prosesi wisuda UNAS.

Wisuda Universitas Nasional Periode II Tahun Akademik 2020/2021Wisuda kali ini Unas melantik 1.081 wisudawan yang terdiri dari 1 wisudawan doktoral, 149 wisudawan program magister, 648 wisudawan program sarjana, 189 wisudawan program sarjana terapan, program profesi 30 dan 2 wisudawan diploma tiga.

Pada wisuda inijuga diberikan penghargaan khusus kepada lulusan yang memiliki IPK tertinggi serta menyelesaikan studi lebih cepat, yaitu kepada,

  1. Endro Setiawan Program Studi Magister Biologi dengan IPK 3,98
  2. Fitri Mafuzah  Program Studi Bahasa Korea dengan IPK 3,99
  3. Ipani Wahdaniatun  Program Studi Sosiologi dengan IPK 3,92
  4. Dena Anggari Program Studi Agroteknologi dengan IPK 3,86
  5. Asep Nurdin Program Studi Informatika dengan IPK 3,86
  6. Eko Suryanto Program Studi Akuntansi dengan IPK 3,76
  7. Fathiyah Fairuz Salsabila Program Studi Teknik Fisika dengan IPK 3,75
  8. Anisa Putri Sukmaningrum Program Studi Biologi dengan IPK 3,73
  9. Rahmawani B. Manalu Program Studi Hukum dengan IPK  3,70
  10. Sisilia Pardjer Program Studi Keperawatan dengan IPK 3,55.

Serta terdapat 415 wisudawan yang lulus dengan predikat cum laude.

Pada tahun akademik 2020/2021, UNAS telah melepaskan total sebanyak 2.238 wisudawan. Hal ini membutikan bahwa UNAS adalah universitas swasta yang mampu melampui jaman dan tetap menjadi salah satu perguruan tinggi yang mampu bertahan. Juga, tetap dijadikan acuan bagi para siswa sekolah menengah atas untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

UNAS menyadari bahwa mahasiswa merupakan salah satu aspek yang terpenting bagi keberlanjutan dan kesuksesan perguruan tinggi. “ Mahasiswa senantiasa kami beri prioritas untuk dapat berprestasi. Selain itu pula, perhatian, kesempatan dan prasarana dan sarana kami berikan agar dapat mendukung terciptanya suasana akademik yang menggairahkan untuk berprestasi di semua bidang, ” tutur Rektor UNAS.

Prestasi-prestasi yang diraih tidak hanya mengharumkan nama UNAS di tingkat nasional. Namun juga pada tingkat internasional melalui prestasi di bidang akademik maupun non akademik.

Pada wisuda ini, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A., juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada dosen yang terus berkarya untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada bidang penelitian dan publikasi, selama tiga tahun terakhir, mengalami kemajuan yang sangat signifikan.

Pada tahun 2021 per 1 November 2021, jumlah publikasi artikel ilmiah di jurnal ilmiah nasional dan internasional sejumlah 408 artikel, dan 107 artikel. Antaranya dipublikasi pada jurnal internasional yang terindeks pada basis data bereputasi, antara lain Scopus dan WoS (Web of Science). Menurut SINTA (Science and Technology Index), UNAS pada bulan November 2021 berada diperingkat 71 perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia.

UNAS juga terus meningkatkan kerjasama internasional dengan universitas luar negeri. Secara aktif, bekerjasama dengan 178 lembaga dalam dan luar negeri, di antaranya dengan 47 perguruan tinggi di luar negeri, antara lain di Amerika Serikat, Inggris, Swiss, Ukraina, Tajikistan, Malaysia, Korea, dan Jepang. Beberapa proyek kerjasama penelitian, pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat juga masih berjalan sampai saat ini.

Tidak sampai disitu, Rektor UNAS, Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A., menyampaikan, ke depan UNAS akan terus mengembangkan program-program strategis dalam rangka menuju peringkat 10 besar universitas swasta di Indonesia. Antara lain melalui program pembangunan klinik bersalin dan pengobatan luka diabetes.

Kemudian, membangun panel listrik tenaga surya sebagai bentuk dukungan terhadap program penggunaan energi ramah lingkungan dan terbarukan. Selanjutnya, melaksanakan pembangunan taman Edu Park bertaraf internasional serta renovasi pada beberapa titik kampus untuk menciptakan kampus yang indah dan nyaman bagi civitas akademika.

Terakhir, menerapkan change management, sebuah proses perubahan strategis yang signifikan dalam manajemen universitas yang dilakukan secara terkontrol dan sistematis. (*ARS)