Jakarta (Unas) – Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (Unas) berikan penyuluhan kepada mahasiswa tentang bahaya narkoba. Kegiatan yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) ini merupakan sebuah upaya tegas guna memberantas penyalahgunaan dan peredaran narkoba.

Kasi Pendidikan Informal Dit. Peran Serta Masyarakat BNN, Andi Sardono, S.Si. mengatakan, saat ini bahaya nakoba masih menjadi tantangan berat bagi generasi muda. Narkoba memiliki dampak negatif jangka panjang yang bisa merusak massa depan anak bangsa.

“Daya rusak narkoba lebih serius dibanding korupsi dan terorisme, karena narkoba merusak otak dan menimbulkan penyakit. Hal ini perlu diatasi lebih serius karena narkoba telah menyebar ke seluruh pelosok wilayah dan kalangan anak-anak,” jelasnya dalam webinar prodi Sosiologi bertajuk “Bahaya Narkoba: Sebuah Pengetahuan, Kontrol Sosial, dan Tantangan Generasi Muda di Era Digital” pada Selasa, (15/12).

Penyebaran Narkoba di Era Digital

Ia melanjutkan, era digital saat ini membuat peredaran narkoba semakin cepat dan mudah, terutama banyak mengintai melalui media sosial dan website. Misalnya,surface web market dan deep web market yang dilakukan melalui jaringan internet tersembunyi dan sangat sulit dilacak. Pengguna internet perlu lebih berhati-hati dengan adanya femonena tersebut.

Menyikapi hal tersebut, Dosen Sosiologi Unas, Prof. Dr. H. Syamsiah Badruddin, M.Si. mengatakan, dibutuhkan kerja sama dan peran serta dari berbagai lapisan masyarakat untuk mengedukasi bahaya narkoba di era digital. Hal ini bukanlah tugas BNN saja, melainkan seluruh elemen bangsa.

“Perkembangan teknologi informasi bisa membuka peluang dan celah untuk mengedarkan narkoba dengan lebih mudah, murah, dan tidak terdeteksi. Oleh sebab itu, semua yang ada di sekitar kita baik keluarga, teman, dosen, dan masyarakat perlu peduli terhadap sesama agar bisa mengetahui adanya indikasi penyebaran narkoba yang tidak bisa dibiarkan,” tandasnya.

Kenali Ciri-Cirinya

Syamsiah melanjutkan, berbagai komponen masyarakat seperti keluarga, sekolah, pengajaran agama, memiliki fungsi yang berbeda untuk menciptakan lingkungan yang stabil. Termasuk menjaga generasi muda agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba.

Guna mengetahui hal tersebut, Ia mengatakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti mengetahui ciri-ciri fisik pemakai dan faktor apa saja yang mendorong orang tejerumus dalam penggunaan narkoba.

“Faktor tersebut misalnya dari pengendalian diri yang lemah, tempramen, mengalami gangguan perilaku, suka menyendiri dan berontak, prestasi sekolah rendah, lingkungan pergaulan yang berteman dengan pemakai narkoba, serta dilengkapi ciri-ciri fisik dan psikis pengguna,” jelasnya.

Menurutnya, adapun ciri-ciri fisik yang dapat dilihat seperti berat badan yang menurun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat bibir kehitaman, tangan penuh dengan bintik merah, dan buang air yang kurang lancar. Sementara ciri-ciri psikis yang bisa terlihat seperti sikap tidak perduli dan jauh dari keluarga, suka mencuri, pemalas, sering sakit, berbicara cadel, sering mimpi buruk, mengeluarkan keringat dan air mata berlebihan, dan masih banyak ciri-ciri lainnya.

Dibutuhkan Peran Serta Keluarga

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Sosiologi Unas, Dr. Jeanne Noveline Tedja, M. Kesos. mengatakan, keluarga sebagai unit terkecil memiliki fungsi kontrol sosial untuk mencegah terjadinya penyimpangan serta mengarahkan anggota keluarganya untuk bertindak sesuai norma dan masyarakat.

“Melalui keluarga pun seorang anak bisa menyesuaikan dengan lingkungannya. Nilai-nilai, norma, dan perilaku yang diajarkan orang tua akan berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam menjalani kehidupannya sendiri. Kalau tidak dimulai dari keluarga untuk menciptakan sumber daya manusia yang baik, maka kualitas bangsa tidak akan selamat,” ujar Jeanne.

Perempuan berjilbab itu menambahkan, orang tua lah yang harus memulai membekali anak-anak mereka dengan nilai –nilai pemahaman bahaya narkoba, serta memberikan pendidikan karakter yang baik sehingga tidak mudah terpengaruh dengan narkoba. Keluarga memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan anak menjadi generasi yang baik.

“Saya mengajak tidak hanya keluarga, tapi juga mahasiswa sebagai calon pembina keluagra untuk perduli dengan bahaya narkoba dengan memberikan kontrol sosial. Jangan pernah untuk mencoba narkoba karena akan merugikan masa muda, lakukanlah waktu luang kalian dengan kegiatan positif untuk menjadi sumber daya yang berkualitas,” tuturnya. (NIS)