
Jakarta (UNAS) – Suara tawa, tepuk tangan, dan alunan lagu-lagu merdeka menggema dari salah satu sudut kampus Universitas Nasional (UNAS). Ruang Exhibition berubah menjadi panggung ekspresi, tempat dosen, karyawan, dan mahasiswa menyatukan suara dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Di balik semarak perayaan tersebut, berdiri sosok yang menjadi penggerak di balik seluruh rangkaian kegiatan. dr. Cholisah Suralaga, M.Kes. sebagai Ketua Paguyuban Perempuan Universitas Nasional (PPU UNAS). Dalam sambutannya yang hangat namun penuh makna, ia mengajak seluruh hadirin untuk memaknai peringatan kemerdekaan tidak sekadar sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga sebagai ajakan untuk terus berkarya, berinovasi, dan menjalin kolaborasi di lingkungan akademik.
“Kami mungkin tidak punya panggung besar seperti perayaan nasional. Tapi dengan mikrofon sederhana dan semangat yang besar, kami rayakan kemerdekaan dengan cara kami sendiri,” ujarnya pada Selasa, (29/7/2025).
Lomba karaoke ini bukan sekadar kompetisi. Dari 29 peserta yang tampil, semuanya datang membawa semangat, keberanian, dan kenangan akan lagu-lagu yang akrab di telinga para hadirin yangdatang. Mereka tak sekadar bernyanyi, mereka merayakan kebersamaan. Dari seluruh peserta yaitu dosen, karyawan, dan mahasiswa, semuanya diberi ruang untuk bersuara.
PPU UNAS, yang telah berdiri sejak 2005, memang dikenal aktif dalam menyelenggarakan kegiatan sosial dan edukatif. Namun dalam tiga tahun terakhir, semarak HUT RI menjadi salah satu agenda tahunan yang paling dinantikan. “Ini tahun ketiga kami gelar perlombaan dalam rangka HUT RI. Semoga tahun ini semeriah sebelumnya,” kata dr. Lisa.
Di tengah deretan peserta, hadir pula Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Prof. Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M., yang turut membuka acara secara resmi. Pada kesempatannya, Prof. Suryono menyempatkan diri untuk memberi semangat kepada para peserta.
“Lomba ini bukan hanya soal hiburan, tapi sarana menyalurkan bakat dan mempererat kebersamaan kita sebagai sivitas akademika. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini memberi nilai tambah bagi kita semua,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan ajakan kepada seluruh ibu-ibu di lingkungan kampus untuk bergabung dengan PPU, karena menurutnya, organisasi ini bukan hanya tempat berkegiatan, tapi juga ruang tumbuh bersama.
Yang menarik, dari seluruh lomba yang direncanakan, termasuk cerdas cermat dan modern dance, hanya lomba karaoke yang menyelenggarakan babak penyisihan karena tingginya minat peserta. Rencananya, 10 peserta terbaik akan kembali berlaga di babak final pada acara puncak tanggal 22 Agustus 2025 mendatang.
Di tengah kesederhanaan acara, antusiasme tak pernah surut. Dosen dan mahasiswa saling mendukung, karyawan bergembira, dan panitia bekerja tanpa lelah. Sponsor dan vendor pun turut menyemarakkan, menjadikan lomba karaoke ini sebagai simbol bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara apa saja selama ada semangat dan kebersamaan di dalamnya. (*DMS)