Jakarta (UNAS) – Peringatan Hari Guru tidak hanya mengenang jasa pada guru, tetapi juga merayakan kontribusi besar mereka dalam mencerdaskan generasi bangsa. Salah satu contoh yang patut dijadikan inspirasi adalah dedikasi dosen Prodi Sastra Inggris yang aktif tidak hanya dalam dunia akademis, tetapi juga di bidang pendidikan non-formal melalui metode pembelajaran inovatif.

Intan Firdaus,S.S.,M.Hum dosen Sastra Inggris, membagikan kisah motivasinya dalam membentuk kursus berbasis metode Montessori. Inspirasi ini dimulai ketika ia bekerja di sebuah sekolah Montessori pada tahun 2008. “Metode Montessori sangat menarik karena mengajarkan filosofi belajar dari konkret ke abstrak, di mana setiap tahapan pembelajaran disusun dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak dapat lebih cepat memahami pelajaran melalui pendekatan ini,” jelasnya.

Dalam peran gandanya sebagai dosen dan guru non- formal, Intan merasa bahwa keduanya saling melengkapi. Ia menyampaikan mengajar adalah passionnya. “Baik mengajar mahasiswa di universitas maupun anak-anak di tempat kursus Montessori membuat saya harus banyak belajar. Tidak jarang, saya pun belajar dari mereka. Ini adalah anugerah bagi saya,” pungkasnya.

Firdaus juga berusaha menanamkan nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan keteraturan kepada para mahasiswanya, sebuah pendekatan yang terinspirasi dari filosofi Montessori. Sebagai seorang dosen, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik dan terbuka terhadap kritik untuk terus memperbaiki diri.

Dukungan penuh dari Prodi Sastra Inggris di Universitas Nasional (UNAS) menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan Intan dalam menjalankan kursus ini. Ia merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan untuk terus berkarya dalam dunia pendidikan, baik formal maupun non-formal. Melalui kontribusinya, Intan membuktikan bahwa seorang dosen tidak hanya berperan dalam mendidik di dalam kelas, tetapi juga bisa menjadi penggerak perubahan di masyarakat.

Intan mendirikan Firdaus Islamic Course (FIC) pada tahun 2020. Meski sempat tertunda selama dua tahun karena pandemi, kursus ini akhirnya berhasil dibuka kembali pada tahun 2022. FIC menawarkan kelas untuk anak-anak usia 3-6 tahun dengan metode Montessori, serta kelas Bahasa Inggris untuk level SD hingga SMA.

Lain halnya dengan Tuti Alawiyah, Mahasiswa Magister Linguistik yang sudah 8 tahun berprofesi sebagai guru Bahasa Jepang di Megumi Center Indonesia, ia menyampaikan kesan yang mendalam selama menjadi guru. “Karena saya suka dengan hal baru jadi bertemu dengan siswa baru dari berbagai usia dan latar belakang menambah semangat tersendiri,” katanya kepada tim humas.

Ia berharap di momen hari guru ini sebagai momentum apresiasi terhadap guru,”karena itu membuat guru merasa bangga dan senang dapat apresiasi karena guru adalah orang yang terpenting kedua setelah orangtua di rumah, orang yg memiliki peran bukan hanya sebagai penyampai ilmu, tetapi juga leader pembentuk akhlak dan moral”, tutupnya. (MPR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

13 − 13 =