akarta (UNAS) – Universitas Nasional senantiasa mendukung mahasiswa dalam mengikuti kegiatan yang dapat mengembangkan hard skill maupun soft skill. Salah satunya dengan dibentuknya UPT Inkubator Kewirausahaan Mandiri (IMW) yang antara lain memiliki fungsi sebagai wadah bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan diri dalam berwirausaha.
Pekan Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) adalah salah satu program pemerintah yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa di Indonesia melalui seleksi ketat. Dapat dikatakan program PKM-K adalah ajang bergengsi bagi mahasiswa sehingga perlu persiapan yang matang. Maka dari itu, UPT IMW mengadakan Coaching Clinic PKM-K pada hari Jumat (5/3) bertempat di Aula, Universitas Nasional yang dimoderatori oleh Dosen dan Sekretaris P3M FEB Universitas Nasional, Muhani, S.E., M.Si.M.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Zainul Djumadin, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan coaching clinic sangat dibutuhkan guna menunjang kreativitas mahasiswa sehingga diharapkan setelah mengikuti coaching clinic mahasiswa bisa lebih percaya diri dan betul-betul siap mengikuti kegiatan PKM-K.
Hal ini senada disampaikan juga oleh Ketua UPT IMW, Drs. Suadi Sapta Putra, M.Si., M.Si.M., bahwa program PKM-K ini menjadi kesempatan mahasiswa menuangkan kreativitas dan inovasi untuk menciptakan kewirausahaan yang bisa membuka lapangan kerja.
“Kami sungguh-sungguh berharap dengan program PKM-K ini kalian akan menemukan suatu usaha yang berkelanjutan sehingga diharapkan dengan ilmu yang akan kalian dapat di program studi masing-masing kalian akan berkreasi disitu,” tutur Suadi.
UPT IMW juga berencana untuk mengadakan coaching clinic atau konsultasi setiap minggu bagi para mahasiswa yang sudah mememiliki usaha maupun yang belum namun ingin memiliki usaha. Mahasiswa bisa langsung mengunjungi ruang UPT IMW yang berada di Blok 2 Lantai 3 Universitas Nasional untuk informasi terkait program tersebut.
Mudjiarto, S.E., M.Si., selaku pembicara pertama dalam coaching clinic menyampaikan tiga hal yang harus diperhatikan, yang pertama seleksi administratif, yang kedua harus adanya kreativitas dan inovasi, serta ketiga membuat usaha yang berkelanjutan.
Sebagai tim reviewer LLDikti III tahun 2017-2020 dan tim PWM LLDikti III, Mudjiarto sangat menekankan terkait kreativitas dan inovasi. Kreatif yang dimaksud tidak hanya sebatas produk tetapi juga cara memasarkan produk, penentuan harga, dan melihat peluang. “Yang pertama harus kreatif dan inovasi. Di dalam PKM-K bukan hanya melihat keuntungan, tetapi kreativitas (terlebih dahulu) baru dilihat keuntungan dan kontinuitasnya”, tambahnya.
Dilanjutkan pembicara kedua Drs. Ian Zulfikar, M.Si., sebagai pelaku usaha menyampaikan bahwa PKM-K ini menjadi salah satu peluang untuk berlatih kemampuan manajemen seperti membuat laporan-laporan usaha. Selain itu, menurut Ian kreativitas tetap harus berkolerasi dengan budaya dan sosial serta terus mengikuti perkembangan dengan cara berinovasi agar usaha bisa terus berkelanjutan.
“Kalau melihat ada ungkapan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) maka tidak hanya sampai disitu tapi ada variabel lain yaitu pengalaman yang tidak bisa dibayar,” ungkap Ian. Sehingga diharapkan tim mahasiswa terus mau belajar dan tidak mudah menyerah dalam memulai usaha. (*ARS)