Logo MPR

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian acara tahunan bertajuk Lawyear, yang dirancang untuk menggali potensi intelektual dan nalar kritis mahasiswa melalui kombinasi forum akademik dan aktivitas nonakademik.

Acara dibuka dengan sambutan Ketua Lawyear 2025, Titis Rahmawati, yang menekankan relevansi tema dengan dinamika sosial dan politik saat ini. “Mahasiswa tidak hanya berperan di ruang kelas, tetapi juga di ruang publik sebagai penggerak perubahan yang menjunjung nilai keadilan dan kesetaraan,” ujarnya.

Ketua Umum HIMAKUM, Devi Ramadhani, menambahkan bahwa seminar ini bertujuan meningkatkan kesadaran mahasiswa akan pentingnya keterlibatan aktif dalam isu-isu hukum dan gender.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan advokasi mahasiswa sebagai agen perubahan, khususnya dalam menegakkan nilai-nilai hukum yang adil serta keadilan gender,” tuturnya.

Wakill Dekan Fakultas Hukum, Dr. Mustakim, S.H., M.H., menyerahkan sertifikat kepada pemateri pertama Dr. Ummu Salamah, S.Ag., S.H., M.A.

Seminar ini secara resmi dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Hukum, Dr. Mustakim, S.H., M.H., yang juga menegaskan bahwa Lawyear bukan sekadar perayaan akademik, melainkan sarana untuk membangun karakter dan profesionalitas mahasiswa hukum di UNAS.

Turut hadir jajaran pimpinan Fakultas Hukum UNAS, antara lain Dr. Ummu Salamah, S.Ag., S.H., M.A., selaku Sekretaris Program Studi Doktoral Hukum; Dr. Drs. Tb. Mochamad Ali Asgar, S.H., M.H., M.Si., M.M., sebagai Ketua Program Studi Magister Hukum; serta Masidin, S.H., M.H., dan Cucuk Endratno, S.H., M.H.

Dalam sesi diskusi, Dr. Ummu Salamah mengulas kontribusi mahasiswa dari perspektif hukum sebagai kelompok intelektual yang memiliki peran penting dalam menjaga tegaknya keadilan dan supremasi hukum.
“Mahasiswa memiliki tanggung jawab moral untuk terlibat dalam proses advokasi, penyuluhan hukum, dan pengawasan terhadap praktik hukum yang menyimpang,” paparnya.

Sementara itu, narasumber Eva Kusuma Sundari, S.E., M.A., menyoroti peran mahasiswa dari perspektif gender. Ia menguraikan pengalamannya selama menjadi anggota DPR RI dalam mendorong regulasi yang berpihak pada kesetaraan gender.
“Peran mahasiswa sangat strategis dalam memperkuat gerakan pro-gender di berbagai sektor, termasuk bidang hukum,” ujarnya.

Seminar ini juga menghadirkan Dekatama Putra Zaman, S.H., LL.M., yang menutup sesi diskusi dengan penekanan pada pentingnya komunikasi publik dan keberanian mahasiswa dalam menyuarakan kebenaran.

Tidak hanya terbatas pada forum ilmiah, Lawyear 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai kompetisi, seperti turnamen basket, futsal, e-sport Mobile Legends, serta lomba legal opini bertema “Kasus Pencucian Uang”. Lomba ini berhasil menarik partisipasi mahasiswa hukum dari berbagai perguruan tinggi.

Juara pertama lomba legal opini diraih oleh Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, disusul Universitas Brawijaya sebagai juara kedua, dan mahasiswi Fakultas Hukum UNAS sebagai juara ketiga.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat, plakat, dan cenderamata dari UNAS kepada para narasumber, moderator, serta pemenang lomba, yang dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama sebagai penanda suksesnya pelaksanaan seminar. (SAF)