Logo MPR

Dengan mengusung tema “Ekosistem dan Sosial Masyarakat: Membangun Harmoni antara Alam dan Manusia,” seminar kkl ini menjadi kegiatan penting yang mempertemukan berbagai pihak dari kalangan kampus, pembimbing lapangan, hingga perwakilan masyarakat setempat.

Seminar KKL ini bertujuan sebagai forum penyampaian hasil riset mahasiswa selama menjalani KKL. Mahasiswa melakukan eksplorasi multidisiplin yang mencakup : Penelitian biodiversitas dan karakteristik ekosistem, interaksi sosial masyarakat sekitar taman nasional dan Potensi pemanfaatan sumber daya lokal, seperti jamur hutan sebagai pangan alternatif.

Dalam sambutannya, Dosen Pembimbing Astri Zulfa, S.Si., M.Si. menyampaikan apresiasinya atas kesungguhan mahasiswa. Ia menyebut bahwa KKL bukan hanya sarana pembelajaran, tetapi juga ujian nyata akan kemampuan berpikir kritis dan kerja lapangan.

“Dari semangat sampai hasil lapangan, mahasiswa Biologi UNAS menunjukkan kompetensi luar biasa. Mahasiswa sudah paham alur riset secara menyeluruh dari pengambilan sampel, pengamatan hingga analisis.,” ungkapnya.

Ia menambahkan, bahwa kegiatan ini menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga mampu membaca realitas sosial dan ekologis secara langsung.

“Wilayah yang kami kunjungi memiliki potensi ekowisata yang besar. Dengan hasil KKL ini, kami berharap bisa berkontribusi dalam pengembangan daerah, sekaligus memperkuat pengalaman akademik mahasiswa sebagai bekal menuju skripsi,” jelas Astri.

Kehadiran mahasiswa UNAS di wilayah KKL mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Ade Sutoni selaku perwakilan kelurahan Taman Jaya, menyampaikan rasa terima kasihnya atas partisipasi aktif dan kerja sama yang terjalin.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Tidak hanya membawa ilmu, tapi juga membuka jembatan silaturahmi. Harapan kami, program seperti ini bisa terus berlanjut dan menjadi rutinitas setiap tahun,” ucapnya.

Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS, Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si.menyatakan bahwa KKL adalah bagian penting dari proses transformasi ilmu menjadi solusi nyata. “Kegiatan ini bukan sekadar kuliah lapangan, tetapi bentuk konkret bagaimana kampus hadir di tengah persoalan lingkungan dan sosial. Mahasiswa harus menyadari bahwa riset mereka bukan untuk arsip, tetapi untuk menjawab tantangan zaman terutama isu lingkungan dan keberlanjutan,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa hasil seminar ini akan menjadi masukan penting dalam pengembangan kurikulum dan arah riset di UNAS, termasuk peluang kerja sama lintas sektor.

Adapun moderator dalam kelompok Etnobotani dan Jamur adalah Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., serta kelompok kesehatan lingkungan, kelautan, dan Herpetofauna di moderatori oleh Silvia Hasan, S.Si., M.Si. (SAF)