Logo MPR

Jakarta (UNAS) – Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati (mega biodiversity) terbesar di dunia. Sebagian besar flora dan fauna yang dimiliki bersifat endemik, menjadikannya potensi luar biasa untuk pengembangan bioekonomi—sebuah konsep yang mengintegrasikan ekonomi dan biologi dalam pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.

Sebagai upaya untuk mempercepat implementasi ekonomi berbasis sumber daya hayati yang inklusif dan berkelanjutan, Program Studi Magister (S2) Biologi Universitas Nasional (UNAS) menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Pengembangan Bioekonomi di Indonesia. FGD ini berlangsung secara hybrid pada Kamis (20/02/2025), di Ruang Seminar Selasar Lt. 3 UNAS, dan diselenggarakan atas kerja sama Prodi Magister Biologi UNAS, Mandala Katalika (Manka), dan Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis (Interfaith Rainforest Initiative/IRI) Indonesia.

Tropical Forest Forever Facility (TFFF): Peluang Pendanaan Bioekonomi

Dalam FGD ini, Ketua Program Studi Magister Biologi UNAS, Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., menjelaskan bahwa diskusi berfokus pada peluang pendanaan melalui mekanisme Tropical Forest Forever Facility (TFFF)—sebuah dana global yang didedikasikan untuk konservasi hutan tropis.

“FGD ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mengenai mekanisme pendanaan TFFF dalam pendekatan bioekonomi. Skema ini memungkinkan hutan hujan yang dilestarikan memperoleh pendanaan berkelanjutan, tanpa mengurangi investasi utamanya,” ujar Dr. Fitriah.

TFFF berupaya memobilisasi sumber pendanaan baru guna membayar layanan ekosistem melalui konservasi hutan, sehingga dapat mendukung pengembangan industri berbasis hayati secara berkelanjutan.

Bioekonomi sebagai Solusi Tantangan Global

Dekan Fakultas Biologi dan Pertanian UNAS, Dr. Fachruddin M. Mangunjaya, M.Si., dalam sambutannya melalui video, menyatakan bahwa UNAS mendukung penuh pengembangan bioekonomi sebagai solusi dalam menghadapi tantangan global seperti krisis iklim, ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan ancaman hilangnya keanekaragaman hayati.

“Universitas Nasional mengusung bioekonomi sebagai komitmen dalam mendukung science forestry, yang bertumpu pada keanekaragaman hayati Indonesia,” ungkapnya.

Sebagai negara yang kaya akan sumber daya hayati, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global dalam bioekonomi. Pendekatan ini mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya genetik dan ekosistem di berbagai sektor, seperti:
Bioenergi – Pemanfaatan sumber daya hayati sebagai energi terbarukan.
Biofarmasi – Produksi obat dan suplemen berbasis bahan alami.
Kosmetik alami – Pengembangan produk kecantikan dari bahan-bahan organik.
Biomaterial – Inovasi bahan ramah lingkungan sebagai alternatif plastik dan bahan bangunan.
Jasa lingkungan – Pengelolaan ekosistem untuk keseimbangan lingkungan.

Manfaat Bioekonomi: Ekonomi, Lingkungan, dan Sosial

Bioekonomi menawarkan manfaat signifikan di tiga sektor utama:

Dengan riset, inovasi teknologi, dan pengembangan industri berbasis hayati, bioekonomi dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Harapan ke Depan

Sebelum menutup sambutannya, Dr. Fachruddin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya FGD ini. Ia berharap diskusi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas tentang prinsip keberlanjutan (sustainability) serta menjadi langkah konkret dalam membangun ekonomi berbasis keanekaragaman hayati di Indonesia.

“Kami berharap FGD ini memberikan hasil nyata dan membuka jalan bagi strategi yang lebih konkret dalam mendukung bioekonomi sebagai masa depan pembangunan berkelanjutan,” tandasnya. (DMS)