Jakarta (UNAS) – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bersama Program Studi Magister Biologi Universitas Nasional (UNAS) meluncurkan buku berjudul Ragam Biota Samota: Indahnya Keanekaragaman Hayati Cagar Biosfer Samota pada Kamis, 23 Januari 2025, di Ruang Exhibition UNAS.
Buku ini mengulas kekayaan dan keindahan keanekaragaman hayati di Cagar Biosfer Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora (Samota). Karya ini merupakan hasil eksplorasi Tim Peneliti UNAS yang dilakukan pada 2019-2020 dan dilanjutkan pada 2022 di kawasan tersebut.
Peluncuran buku ini bertujuan untuk mengenalkan keindahan dan keanekaragaman hayati Samota kepada masyarakat serta mendukung penerapan konsep cagar biosfer melalui kemitraan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, buku ini diharapkan memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
Acara ini juga menjadi bentuk apresiasi atas kontribusi almarhum Prof. Dr. Endang Sukara, yang menjabat sebagai ketua tim penulis buku Ragam Biota Samota, sekaligus memperingati dua tahun wafatnya beliau.
Hadir dalam peluncuran buku ini, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama UNAS Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., Peneliti BRIN sekaligus Guru Besar dan Dosen Magister Biologi UNAS Prof. Dr. Yohanes Purwanto, serta Ketua LPPM UNAS Dr. Nonon Saribanon, M.Si. Turut hadir pula Ketua Program Studi Magister Biologi UNAS Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., Guru Besar dan Dosen Magister Biologi UNAS Prof. Dr. Dedy Darnaedi, M.Sc., para dekan, dosen, alumni, serta mahasiswa Biologi UNAS.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Ernawati Sinaga menyampaikan apresiasi terhadap karya ini dan menyoroti nilai penting buku Ragam Biota Samota dalam menggambarkan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. “Buku ini tidak hanya menjadi sumber informasi berharga, tetapi juga dapat diwariskan kepada mahasiswa sebagai referensi dalam studi mereka,” ujarnya.
Pada sesi bedah buku, Prof. Dr. Yohanes Purwanto mengulas isi buku dengan moderator Prof. Dr. Dedy Darnaedi. Prof. Yohanes menekankan pentingnya buku ini bagi mahasiswa dan pemerhati lingkungan karena memuat informasi dasar mengenai Cagar Biosfer Samota. “Meskipun belum mencakup keseluruhan ekosistem, buku ini menjadi pijakan awal bagi penelitian lebih lanjut dan mendukung pengelolaan kawasan tersebut,” jelasnya.
Ia juga berharap ke depan akan ada buku-buku lanjutan yang lebih mendalam mengenai tipe-tipe ekosistem di Cagar Biosfer Samota, termasuk biota laut, darat, dan air. “Harapannya, buku ini bisa menjadi panduan tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global,” tambahnya.
Ketua Program Studi Magister Biologi UNAS, Dr. Fitria Basalamah, menegaskan bahwa peluncuran buku ini merupakan hasil kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa. Ia berharap penelitian yang terangkum dalam buku ini dapat berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati Samota agar tetap lestari dan bermanfaat bagi masyarakat serta generasi mendatang.
Adapun tim penulis buku Ragam Biota Samota terdiri dari Prof. Dr. Endang Sukara, Prof. Dr. Dedy Darnaedi, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., Dr. Nonon Saribanon, M.Si., Dr. Fitriah Basalamah, M.Si., Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., Dr.(C) Noverita, Fauziah Ilmi, Fauzan Cholifatullah, Taufik Mulyana, Deni Sahroni, Ahmad Baihaqi, dan Gusti Wicaksono.
Sebagai informasi, wilayah Samota diresmikan sebagai Cagar Biosfer pada 21 Juni 2019 dalam 31st International Coordinating Council Man and Biosphere (ICC MAB) di Paris. Statusnya sebagai Taman Nasional ditetapkan pada Agustus 2022 melalui Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. SK.901/MENLHK/SETJEN/PL.2/8/2022, yang mengubah fungsi kawasan hutan dari taman buru dan taman wisata alam laut Pulau Moyo serta taman wisata alam Pulau Satonda menjadi kawasan konservasi. (DMS)