Jakarta (UNAS) – Dosen Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Hendra Maujana Saragih, S.I.P., M.Si. berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran, Bandung, pada Senin (8/2). Ia meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Kebijakan Luar Negeri Indonesia Dalam Proses Pembentukan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN”.

Ia dipromotori oleh Prof. Drs. Yanyan M. Yani, MAIR., Ph.D.  bersama anggota promotor Prof. Dr. Arry Bainus, M.A. dan Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, MT., M.Si.

Hendra yang juga menjabat sebagai sekretaris Pusat Pengajian Islam UNAS itu diuji oleh Dr. Wawan Budi Darmawan SIP, M.Si., Prof. Dr. H. Obsatar Sinaga, SIP, M.Si., Dr. Arfin Sudirman S.IP., M.Ir, dan Representasi Guru Besar Universitas Padjajaran Prof. Drs. M. Fadhil Nurdin, M.A., Ph.D. dan diketuai oleh Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, MT., M.Si.

Dalam penelitiannya, Pria yang akrab di panggil bang Hendra itu menjelaskan bahwa posisi strategis ASEAN di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah menggunakan kekuatan militer dan bersenjata dalam menyelesaikan konflik baik antar sesama anggota ASEAN maupun di luar anggota ASEAN. Menurutnya, hal ini merupakan prestasi besar ASEAN dalam mengatur interaksi damai di dalam kawasan.

“Pembangunan dan pembentukan postur keamanan ASEAN yang berbentuk Komunitas Politik keamanan tentunya diharapkan akan banyak berperan dalam rangka menjadi garda terdepan ASEAN dalam upaya memperbaiki relasi-relasi antar negara akibat terjadinya konflik dan merajut kembali agar lebih damai dan menjadi contoh bagi kawasan lainnya,” ungkap Hendra.

Lebih lanjut, Hendra mengungkapkan bahwa hingga saat ini masih ditemukan konflik antar negara di kawasan Asia Tenggara yang mewarnai dan mempengaruhi hubungan bilateral dan multilateralnya. Sehingga secara khusus dapat menghambat hubungan antar Negara yang menyangkut batas wilayah.

Sementara itu, tambahnya, sumber konflik yang bersifat multilateral berada di kawasan Laut Cina Selatan. Di kawasan itu banyak Negara di Asia Tenggara yang saling klaim seperti Malaysia, Philipina, Vietnam, dan Brunei Darussalam bersama-sama dengan dengan RRC dan Taiwan saling klaim mengenai pemilik antar gugus-gugus pulau di Kepulauan Spratly. Hingga saat ini saling klaim di kawasan Laut Cina Selatan itu masih tetap menghangat.

“Sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkrit dalam penyelesaian nya diantaranya yaitu pembangunan keamanan regional, penguatan dialog keamanan ASEAN dan upaya pengembangan postur keamanan ASEAN,” ujar Hendra.

Ia pun menjabarkan bahwa keamanan ASEAN atau Komunitas Keamanan Politik ASEAN pada dasarnya dibentuk sebagai upaya menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. “Stabilitas dan keamanan politik akan mendukung sektor ekonomi untuk menciptakan daerah yang damai dan makmur. Sebaliknya, iklim ekonomi yang sehat akan mendukung stabilitas politik dan keamanan karena berkurangnya kesenjangan ekonomi antar negara,” jelasnya.

Sidang promosi Doktor yang digelar secara online melalui aplikasi zoom meeting yang bertempat diruang Selasar lantai tiga UNAS ini turut dihadiri Penasihat Manajemen UNAS Prof. Dr. Umar Basalim, DES, Ketua Pengurus Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan Dr. Ramlan Siregar, M.Si., Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Prof. Dr. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Drs. Zainul Djumadin, M.Si.

Selain itu, juga dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., Sekretaris Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI Dr.(C) Ganjar Razuni., Dekan Fakultas lmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Zulkarnain, S.I.P., M.Si., pejabat struktural serta seluruh dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional. (*DMS)