JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Pariwisata (HIMAPAR) Universitas Nasional (UNAS) melangsungkan seminar bertajuk ‘Wisata Halal Trend Baru Indonesia’, pada Rabu, (11/04). Kegiatan ini merupakan program kerja perdana dari HIMAPAR yang bertujuan untuk memperkenalkan pariwisata halal Indonesia sehingga dapat terciptanya lulusan S1 Pariwisata UNAS yang dapat bersaing secara kompetitif di dunia pariwisata.

“Kami ingin berpartisipasi dengan program pemerintah yang dimana program tersebut bergiat untuk peningkatan industri pariwisata yang akan menjadi sumber devisa bagi negara kita. Hal ini didukung dengan besarnya potensi pariwisata di Indonesia dan fenomena wisata halal yang sudah global,” ujar Ketua Program Studi Pariwisata, Tine Yuliantini Spar., MM. dalam sambutannya.

Oleh karena itu, lanjutnya, negara Indonesia yang mayoritas beragama muslim tentu mempunyai potensi untuk mengembangkan pariwista halal, hal ini perlu didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Ia berharap, melalui seminar ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pariwisata halal Indonesia dan akan dikembangkan baik oleh dosen dan mahasiswa pariwisata UNAS.

“Saya berharap prodi pariwisata UNAS dapat menindaklanjuti kegiatan-kegiatan seminar seperti ini dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak sehingga kita bersama – sama dapat memajukan prodi pariwisata untuk bisa diakui secara nasional,” tutup Tine.

Bertempat di Aula Blok I Lantai IV UNAS, kegiatan ini diisi dengan pemaparan materi oleh narasumber diantaranya Direktur PT. Sofyan Hospitality International, Bagus Moeshari, S.H., dan Muslimah Traveler, Ervina Budiastuti. Dalam presentasinya yang berjudul ‘Pariwisata Halal di Indonesia’, Bagus menjelaskan bagaimana perkembangan industri pariwisata halal yang sudah mengglobal.

“Awalnya evolusi perkembangan halal secara perlahan-lahan adalah produk makanan karena makanan dikonsumsi sehari-hari. Kemudian berkembang melalui fashion dan destinasi wisata. Sederhananya, pariwisata halal itu konsepnya masalah prodak halal yang memiliki sertifikat seperti makanan, kamar mandi dengan fasilitas air yang ramah, dan tempat ibadah shalat,” imbuhnya.

Sementara itu, Ervina mengatakan bahwa pariwisata halal merupakan semua kegiatan, fasilitas, tindakan, dan tujuan dalam destinasi wisata diperbolehkan sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini didukung dengan terdapatnya fasilitas masjid, tempat wudhu, kepastian arah kiblat di hotel, tersedianya kitab suci, hotel yang memiliki kolam renang, serta fasilitas spa yang terpisah untuk pria dan wanita.

“Maka dari itu Indonesia termasuk yang memiliki potensi pengembangan wisata halal karena memiliki populasi muslim terbesar, budaya masyarakat yang sesuai dengan karakteristik wisata halal, stakeholder mendukung wisata halal, destinasi wisata daerah yang beraneka ragam dan memiliki keunikan tersendiri,” ujar perempuan hobi menulis ini dalam presentasinya.

Diakhri dengan penampilan musik dan tari tradisional, kegiatan ini dihadiri oleh 80 mahasiswa dari lingkup Fakultas Ekonomi, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Suryono Efendi, S.E., MM. Wakil Dekan Fakultas Ekonomi, Herry Krinandi, S.E., MM., para dosen dari lingkup Fakultas Ekonomi, serta perwakilan pengurus himpunan dari setiap program studi.(*NIS)