Logo MPR

Dalam presentasinya, Yasuhito menjelaskan bahwa Remote Sensing merupakan metode pengamatan bumi tanpa kontak langsung, menggunakan satelit, pesawat terbang, atau drone dengan sensor optik, radar, maupun inframerah. Metode ini dapat memberikan informasi mengenai daratan, perairan, vegetasi, pemantauan deforestasi, kesehatan tanaman, polusi udara, pemanasan global, hingga mendukung penelitian dan kebijakan terkait perubahan iklim.

Lebih lanjut, ia memaparkan hasil penelitiannya mengenai kondisi Jakarta yang menghadapi salah satu tingkat penurunan tanah tercepat di dunia. “Di beberapa wilayah, penurunan tanah melebihi 10 cm per tahun, meningkatkan risiko banjir dan mengancam stabilitas infrastruktur. Pada tahun 2100, sebagian besar wilayah Jakarta mungkin akan tenggelam di bawah permukaan laut,” ujarnya.

Menurutnya, pemantauan dengan Remote Sensing dapat menyediakan data penting bagi pencegahan bencana dan perencanaan kota berkelanjutan. Ia berharap penelitian kolaboratif bersama mahasiswa UNAS ini tidak hanya bermanfaat untuk keperluan akademik, tetapi juga dapat dipublikasikan di jurnal ilmiah.

Wakil Dekan FTKI UNAS, Ir. Endah Tri Esthi, M.M.S.I., menyampaikan apresiasinya atas kegiatan tersebut. “Semoga melalui sharing session ini, mahasiswa mendapatkan wawasan baru serta mampu membangun jejaring akademik dengan Chiba University, Jepang,” tuturnya.

Selama riset di FTKI UNAS, Yasuhito bekerja sama dengan empat mahasiswa, yakni Muhammad Fauzan Azhiman dan Heni Fitriany dari Prodi Sistem Informasi, serta Hernan Yudistira dan David Arrown dari Prodi Informatika. (NIS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *