Jakarta (UNAS) – Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika (FTKI) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Teknologi Sains dan Informasi (SNTSI) Batch #1 dengan tema “Cyberspace System For Era Of Society 5.0” pada Rabu, (24/2) melalui aplikasi zoom meeting. Dalam seminar ini turut mengundang Guru Besar FTKI Universitas Nasional Prof. Dr. Iskandar Fitri, S.T.,M.T. sebagai pembicara dan juga dihadiri oleh Dekan FTKI Dr. Septi Andryana, S.Kom., MMSI., Wakil Dekan FTKI Dr. Fauziah, S.Kom., MMSI., Dosen serta mahasiswa di lingkungan FTKI.
Dalam sambutannya, Dekan FTKI Dr. Septi Andryana, S.Kom., MMSI. menyatakan bahwa SNTSI merupakan agenda rutin tiap semesternya yang diadakan oleh Information and Communication Technology (ICT) FTKI. “Seminar ini merupakan agenda rutin FTKI pada setiap semester yang diselenggarakan oleh ICT Research Center Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika Universitas Nasional. Untuk semester ganjil ini mengangkat tema Cyberspace System For Era Of Society 5.0. Semoga seminar ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita semua,” ujar Septi.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Ketua Panitia SNTSI Batch #1 Benrahman, S.Kom., MMSI. mengatakan bahwa seminar ini bertujuan memberikan gambaran tentang teknologi komunikasi dan informatika dalam menuju era Society 5.0. Menurutnya, sebagai akademisi dalam bidang teknologi perlu mengetahui dan memahami Cyberspace System.
“Seminar ini akan menjelaskan bagaimana kemampuan teknologi komunikasi dan informatika sampai 10 tahun kedepan sehingga seminar ini sangat bermanfaat bagi kita dan perlu disimak secara seksama materi-materi yang akan dipaparkan,” katanya.
Konsep era Society 5.0 merupakan perubahan transformasi digital yang berpusat pada peran manusia dengan menggunakan teknologi sebagai basisnya. Munculnya konsep tersebut merupakan suatu tantangan bagi manusia untuk bisa selaras dengan perkembangan bidang teknologi dan sains.
Dalam paparannya, Guru Besar FTKI Universitas Nasional Prof. Dr. Iskandar Fitri, S.T.,M.T. menjelaskan bahwa Society 5.0 diusulkan dalam Rencana Dasar Sains dan Teknologi ke-5 sebagai masyarakat masa depan. Hal Ini, Katanya, mengikuti tahapan masyarakat Society 1.0, masyarakat Society 2.0, masyarakat Society 3.0 dan masyarakat Society 4.0.
“Era society 5.0 adalah suatu konsep yang berpusat pada human centered yang diasumsikan bahwa setiap individu dalam suatu masyarakat sudah memiliki karakteristik yang disebut sebagai smart society yang terdiri dari super smart person. Konsep society 5.0 pertama kali di inisiasi oleh Jepang sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia,” ucapnya.
Ia melanjutkan bahwa pada Society 5.0, antara dunia maya dan dunia nyata dapat mencapai tingkat konvergensi yang tinggi. Sehingga dalam berbagi pengetahuan dan informasi lintas bagian menjadi mudah.
“Karakteristik utama society 5.0 adalah setiap individu tidak hanya bisa menggunakan perangkat ICT, tetapi sekaligus mampu memanfaatkan Utility Communication Technology (UCT) data untuk menghasilkan suatu keputusan dalam menciptakan sesuatu menjadi lebih baik lagi,” kata Prof. Dr. Iskandar yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Nasional.
Ia juga mengatakan bahwa dalam Society 4.0, orang mengakses layanan berbasis data atau cloud di dunia maya melalui Internet. Sementara, di Society 5.0 sejumlah besar informasi yang di sensor di dunia nyata akan terakumulasi di dunia maya dengan bantuan Artificial Intelligence (AI).
“Di dunia maya, data besar ini dianalisis dengan kecerdasan buatan dan dari hasil analisis itu diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk. Jadi kedepannya, cyberlife sudah mendekati 100% semuanya serba virtual dan sebagainya,” ungkapnya. (DMS)