Jakarta (UNAS) – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional (FIKES UNAS) kembali menggelar The 2ND International Conference on Health Sciences dengan mengusung tema Manajemen Perawatan Luka dan Terapi Komplementer dalam Kesehatan Holistik di Kawasan Asia. Konferensi internasional ini diselenggarakan secara hybrid di Gedung Auditorium UNAS dan Zoom meeting, pada Sabtu, (02/11).
ICHS merupakan konferensi internasional ke-2 yang bertujuan untuk membangun kerjasama antar peneliti yang memiliki keahlian di bidang ilmu kesehatan, terutama dari luar negeri. Melalui partisipasi dalam konferensi internasional ini, para peneliti memiliki peluang untuk mempublikasikan karya ilmiah di jurnal-jurnal internasional terkemuka. Salah satu langkah penting dalam proses publikasi adalah menyebarluaskan hasil penelitian kepada komunitas ilmiah yang lebih luas, yang juga menjadi fokus dari konferensi ini.
Konferensi Internasional ini mengundang lima pembicara terhormat yakni Prof.dr.Ali Ghufron Mukti M.Sc., Ph.D sebagai Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Farida Mohd Said RN.,M.Sc Departemen Program Keperawatan Universitas Lincoln, Malaysia, Vildan Cakar M.Sc, RN. Ph.D Departemen Keperawatan Universitas Medipol Istanbul Turki, Elizabeth Coronel-BAUA, RN, RM, MSN, DNE, DNS Pembicara dari Universitas Saint Paul, Filipina MA., Prof. Dr. Sophen Chunuan Pembicara Terhormat dari Universitas Prince of Songkla Thailand Associate. Dan diikuti oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Prof. Dr. Retno Widowati M.Si, dan seluruh Panitia yang dikoordinir oleh Ns. Naziyah, M.Kep, atas dedikasinya yang luar biasa.
Ketua Panitia ICHS 2024 Ns. Naziyah, S.Kep., M.Kep. menyampaikan bahwa tema konferensi kali ini sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Asia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang holistik. Perawatan luka dan terapi komplementer merupakan bagian integral dari riset dan pengabdian masyarakat yang dikembangkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan UNAS.
Ia melanjutkan, Kegiatan ini menjadi bagian dari perayaan Dies Natalis Universitas Nasional yang ke-75 dan selaras dengan visi serta misi Fakultas Ilmu Kesehatan. Fakultas ini memiliki visi untuk menjadi lembaga pendidikan ilmu kesehatan swasta terkemuka di Indonesia yang profesional dan unggul dalam pengembangan ilmu dan penelitian kesehatan holistik. Dengan target tersebut, Fakultas Ilmu Kesehatan berupaya memperkuat daya saing di tingkat nasional dan memiliki wawasan global pada tahun 2026.
“Semoga konferensi ini berjalan dengan lancar dan sukses, serta dapat memberi manfaat yang besar bagi semua peserta dan dapat memperkaya pengetahuan dan memberikan wawasan baru yang berguna untuk pengembangan ilmu kesehatan, khususnya di bidang perawatan luka dan terapi komplementer,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FIKES Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si. menyampaikan harapannya agar konferensi ini menjadi ajang pertukaran ilmu yang kaya akan wawasan, memperkuat jaringan kerja sama internasional, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. “Melalui konferensi ini, tidak hanya bertukar pengetahuan tetapi juga memperkuat hubungan akademis lintas negara. Semoga hasil dari konferensi ini bisa membawa dampak positif bagi dunia kesehatan, khususnya di kawasan Asia,” katanya.
Ia menambahkan, Sambutan penuh harapan ini mempertegas peran FIKES UNAS dalam upaya global untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan, serta menjalin sinergi dengan berbagai pihak guna mempercepat kemajuan di bidang kesehatan holistik.
Kemudian, kegiatan ini dilanjutkan oleh Keynote Speaker Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D., Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Republik Indonesia, mengungkapkan bahwa konferensi ini tidak hanya bermanfaat untuk mengembangkan ilmu keperawatan tetapi juga mendukung perawatan pasien yang lebih efektif dan holistik di era digitalisasi 5.0.
Salah satu sesi utama menghadirkan Maria Elizabeth Coronel Baua, RN, MSN, DNE, DNS, dari Universitas St. Paul, Filipina, yang membahas tentang peran keperawatan dalam mendukung profesionalisme pelayanan kesehatan di tengah perkembangan teknologi digital. Coronel Baua menyoroti pentingnya nilai “kepedulian” dalam praktik keperawatan, yang ia sebut sebagai inti dari profesi ini.
“Perawatan bukan hanya sekadar prosedur medis, tetapi juga merupakan faktor motivasi dan nilai moral dalam profesi keperawatan. Oleh karena itu, pada era digital ini kita harus mempertahankan nilai kemanusiaan dalam keperawatan teknologi yang terus berkembang pesat.” tuturnya.
Selain itu, Dekan FIKES Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si. memaparkan khasiat madu sebagai agen topikal penyembuhan luka. Menurutnya, madu memiliki sejarah panjang sebagai bahan alami yang digunakan dalam perawatan luka, mulai dari Mesir, Yunani, hingga Roma Kuno. “Madu mengandung senyawa antibakteri yang bisa membantu mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka,” jelas Prof. Retno.
Kemudian, topik lain yang menjadi sorotan adalah kerja tim dalam perawatan luka kronis yang disampaikan oleh Dr. Vildan Cakar dari Universitas Medipol, Istanbul, Turki. Dr. Cakar memaparkan dampak serius dari luka kronis, seperti luka tekan, ulkus kaki diabetes, dan ulkus vena, yang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup pasien tetapi juga memiliki beban ekonomi yang besar. Luka kronis memerlukan pendekatan perawatan yang komprehensif, terutama melalui kerja tim yang solid dan strategi perawatan yang terintegrasi.
Konferensi ini ditutup oleh Dekan FIKES Prof. Dr. Dra. Retno Widowati, M.Si. ia menyampaikan bahwa seluruh rangkaian sesi Konferensi Internasional Ilmu Kesehatan ke-2 ini telah berhasil diselenggarakan dengan lancar, baik melalui kehadiran langsung maupun daring. Sesi tanya jawab yang interaktif telah memperkaya diskusi serta membuat konferensi ini semakin dinamis dan penuh makna, dengan beragam pengetahuan yang telah dibagikan oleh para ahli di bidang kesehatan.
“Harapan kami, ICHS 2024 ini dapat memberikan manfaat pengetahuan dan wawasan serta menginspirasi para peserta untuk terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi di bidang kesehatan, khususnya dalam perawatan luka dan terapi komplementer,” tutupnya. (SAF)