Fadlan Muzzaki, Alumni Unas yang Kini Jadi Koordinator PPI Dunia

Jakarta – Fadlan Muzzaki atau yang akrab disapa Fadlan, mengeyam pendidikan sarjananya di Universitas Nasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Hubungan Internasional. Bermula keinginannya untuk menjadi seorang diplomat, Fadlan mulai terjun ke dunia keaktivisan sejak menjadi mahasiswa. “Awalnya saat masuk kuliah di jurusan HI, tujuan utamanya itu pengen ke luar negeri, dan yang kedua pengen jadi diplomat,” katanya saat dihubungi pihak Humas Unas lewat telepon, Rabu (21/8). Disinggung mengenai impiannya tersebut, dia melihat ada beberapa dosen di Unas yang merupakan mantan Duta Besar.

Selama mengemban studi di Unas, Fadlan mengikuti banyak program kooperatif ke luar negeri. Awalnya di negara-negara kawasan Asia Tenggara, hingga ke wilayah Eropa. Salah satunya ialah pada acar World Student Environment Summit pada tahun 2013. Langkah itu membuat dia termotivasi sehingga membuatnya tergerak mencari program beasiswa ke luar negeri. Pada tahun yang sama, Fadlan resmi menjadi alumni FISIP Hubungan Internasional Unas. “Selama banyak mengikuti program kooperatif ke luar negeri, saya pikir. Sayang juga kalau nggak melanjutkan studi ke luar, jadi saya juga aktif cari tahu sendiri soal beasiswa. Cari dan apply sendiri,” jelas mantan Putra Bahari itu.

Rupanya, pria berlogat campur-campur ini juga sempat mengambil S2 Administrasi Publik di Sekolah Pascasarjana Unas pada tahun 2015. Namun, dia belum sempat di wisuda untuk gelarnya tersebut. Berkat kegigihannya, pada tahun 2016 dia pun mendapatkan beasiswa dari Kemenristek DIKTI untuk mengambil S2 Hubungan Internasional di Universitas Zhejiang, Kota Hangzhou China. Tak sampai situ, September 2018, Fadlan pun kembali mendapatkan beasiswa S2 untuk Kajian China kontemporer pada School of Silkroad di Universitas Renmin, China yang masih berstatus mahasiswa hingga saat ini. Pada tahun yang sama, mantan aktivis HMI ini pun mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok.

Menurutnya, terlibat dalam organisasi PPI itu berdasarkan pada keinginannya untuk berkontribusi bagi Indonesia. “Karena sejak S1 ini saya sudah belajar dunia aktivis, dan saat itulah mulai tertanam jiwa-jiwa kontribusi untuk Indonesia. Saya berpikir, apa yang bisa saya lakukan untuk negara ini dan PPI merupakan salah satu wadahnya,” ujarnya. Meski jauh dari Indonesia, hal ini lah yang menjadi tantangan bagi Fadlan untuk berkembang dan menggaungkan pelajar Indonesia di luar negeri. “Saya lihat banyak cendekiawan muda yang sebenernya brilian di negara dan di dunia, tapi ketika mereka ke Indonesia, mereka bingung. Apa yang harus mereka lakukan. Jadi saya ingin pelajar Indonesia bisa bergengsi di mata dunia dan bisa berkontribusi dalam banyak hal,” harapnya.

Saat disinggung mengenai arah PPI Tiongkok kedepannya, pria darah Betawi ini memiliki visi untuk menjadikan PPI Tiongkok sebagai wadah berhimpun, belajar, berkarya, dan berbagi dengan mengedepankan asas profesionalisme, serta mementingkan aspek kolaborasi, kontribusi, dan inspirasi. Selain itu, juga membawa PPI Tiongkok menjadi organisasi yang mengedepankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan dan pengabdian masyarakat. Fadlan juga berjanji untuk membuat PPI Tiongkok lebih profesional.

Keaktifannya dalam berbagai organisasi juga terlihat saat Fadlan berinisiatif mendirikan Platform Informasi Studi di Tiongkok yang ia beri nama Studi Tiongkok. Platform ini dibangun bersama teman-teman satu angkatan penerima beasiswa CSC Bilateral Kemenristek DIKTI. Dia juga mendirikan Studi Center untuk Asia Pasifik yang berfokus pada posisi Indonesia. Segudang pengalamannya ini menjadi modal dasar Fadlan dalam memimpin PPI Tiongkok kedepan.

Tak sampai disini, atas dasar visi itulah Fadlan mencalonkan diri sebagai koordinator PPI dunia pada bulan Juli 2019. Dimana dia harus mengcover 57 negara dengan total sekitar 120 Rb mahasiswa Indonesia di luar negeri. Fadlan terpilih menjadi Koordinator PPI Dunia periode 2019-2020 dalam Kongres Internasional PPI Dunia yang berlangsung di Johor Baru, Malaysia. Proses pemilihan tersebut berlangsung di sela-sela Simposium Internasional PPI Dunia XI yang mengambil tema “Inovasi Berkelanjutan Sebagai Sumbangsih Pemuda Untuk Kemandirian Bangsa” yang berlangsung 10 – 14 Juli 2019 di Universitas Teknologi Malaysia (UTM).

Dalam pemilihan ini, Fadlan unggul dengan memperoleh 24 suara dan mengalahkan kandidat lainnya yakni Tubagus Aryandi Gunawan Arya dari PPI Irlandia yang mendapat 22 suara dan Ahmad Ghiyats Fawwaz dari PPI Jordania yang mendapatkan 6 suara. Fadlan menggantikan koordinator sebelumnya, Fadjar Mulya. Dilansir dari antara, gagasan yang Fadlan dia bawa dalam pemilihan Koordinator PPI Dunia adalah “Inovatif, Progresif, dan Aspiratif”. “Kami ingin membawa PPI Dunia ke arah yang lebih inovatif dalam pemanfaatan teknologi digital,” katanya.

Selain itu, pengurus NU Tiongkok ini juga berharap agar pergerakan PPI Dunia dapat lebih progresif dalam program kerja yang kontributif untuk bangsa dan juga aspiratif sebagai wadah penjaringan bagi PPI negara dan juga pemuda di Indonesia.*NIS

Mungkin Anda Menyukai