Jakarta (UNAS) -Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Triana Indrayani., S.ST., M.Kes. berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, pada Jumat (19/2) yang dilakukan secara Online dan Onsite di Aula Prof. Nur Nasry Noor, M.PH FKM UNHAS. Ia meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul “Pengembangan Model Deteksi Pengendalian Depresi  Pada Anak-Anak Korban Kekerasan Seksual di DKI Jakarta”.

Perempuan yang lahir pada 21 April 1981 itu berhasil menyelesaikan program doktor nya selama 3 tahun. Ia dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude. Dalam sidang promosi doktor, Ia dipromotori oleh Prof. Sukri Palutturi, SKM., M.Kes., M.Sc.PH., Ph.D, Prof. Dr. Ridwan A, S.K.M, M.Kes., M.Sc.PH (CO-Promotor), dan Dr. Agus Bintara Birawida. S.Kel. M.Kes (CO-Promotor).

Triana juga diuji oleh Dr. Aminuddin Syam, S.K.M., M.Kes.,M.Med.Ed (Ketua Sidang), Dr. Yudhia Fratidhina, S.K.M., M.Kes (Penguji), Prof. Dr. dr. HM Tahir Abdullah, M.Sc., M.SPH. (Penguji), Prof. Dr. dr. Muhammad Syafar, MS. (Penguji), Dr. Suriah, S.K.M., M.Kes. (Penguji).

Dalam penelitiannya, Triana menjelaskan bahwa penelitian yang Ia lakukan bertujuan untuk menemukan model dan sistem pengukuran yang mampu mendeteksi pengendalian depresi pada anak-anak korban kekerasan seksual. Ia menambahkan bahwa sampai saat ini program untuk meningkatkan kualitas pelayanan mental anak di Indonesia belum diimplementasikan oleh tenaga kesehatan dengan maksimal khususnya di DKI Jakarta. Menurutnya, salah satu penyebabnya adalah program kesehatan mental  pada masyarakat Jakarta  khususnya penanganan anak-anak korban kekerasan seksual belum  ditangani dengan maksimal.

Hal ini juga, lanjut Triana, dipengaruhi  oleh keluarga yang belum memahami  pentingnya menjaga  kesehatan mental anak korban kekerasan seksual dan tenaga kesehatan belum maksimal melakukan tindakan preventif, kuratif dan rehabilitatif sehingga menimbulkan dampak pada depresi, post traumatic stres disorder dan tindakan bunuh diri.

“Salah satu bentuk solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan  program peningkatan  kualitas kesehatan mental anak melalui deteksi dini depresi dan deteksi pengendalian depresi pada anak-anak korban kekerasan seksual,” ujarnya.

Oleh karena itu, katanya, diperlukan suatu alat untuk mendeteksi depresi dini dan deteksi pengendalian depresi pada anak-anak korban kekerasan seksual yakni dengan Aplikasi Triana. “Keunggulan aplikasi ini yaitu pengukuran berfokus pada dua point yaitu deteksi depresi dan deteksi pengendalian depresi, materi disajikan dalam bentuk gambar, leaflet dan game disesuaikan dengan usia anak-anak remaja, dan aplikasi dapat diakses melalui google play dan web. Kemudian, ada telaah lebih lanjut parameter yang dapat mempengaruhi pengendalian depresi, Aplikasi dapat melihat riwayat test sebelumnya, dan Aplikasi dapat dikembangkan oleh Admin,” jelas Triana. (*DMS)