REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik dari Universitas Nasional, Mohammad Hailuki mengungkapkan, salah satu kunci kesolidan Koalisi Kekeluargaan adalah sosok cagub yang nantinya disodorkan oleh PDI-P. Menurutnya, sosok cagub yang nantinya diusung oleh PDI-P berkaitan dengan tingkat probabilitas kemenangan di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Sebelumnya, tujuh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai politik, yaitu PDI-P, Gerindra, PKB, PPP, Demokrat, PAN, dan PKS, sepakat membentuk Koalisi Kekeluargaan dalam gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Pembentukan Koalisi Kekeluargaan ini diharapkan bisa menghadapi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang siap diusung tiga parpol, Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Namun, lantaran besarnya jumlah partai yang ikut dalam Koalisi Kekeluargaan, muncul kekhawatiran terkait kesolidan koalisi tersebut. Hailuki pun menilai, kesolidan ini dapat dipengaruhi oleh cagub yang disodorkan oleh PDI-P. Termasuk dengan kemungkinan masuknya nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma), untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.

Bahkan, menurut Hailuki, partai-partai anggota Koalisi Kekeluargaan sebenarnya berharap PDIP bisa menyodorkan nama Risma sebagai cagub DKI Jakarta. “Jika yang disodorkan nama Risma sebagai cagub, maka kemungkinan besar semua partai akan menerima. Tapi jika yang diusung nama lain, maka satu atau dua partai bisa mundur teratur,” tutur Hailuki saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (11/8).

Berita Selengkapnya : Republika.co.id