
Jakarta (UNAS) – Unit Pelaksana Teknis Marketing dan Public Relations (UPT MPR) Universitas Nasional (UNAS) menggelar tes wawancara beasiswa gelombang kedua tahun 2025 pada Rabu (3/9), di Ruang Seminar Selasar Lantai 3 Blok A, Kampus UNAS Pejaten, Jakarta Selatan.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen UNAS dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi calon mahasiswa berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Kepala Bagian Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UNAS, Nur Wahidin, S.Kep., M.M., CPS, menjelaskan bahwa program beasiswa tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga menjadi bentuk tanggung jawab sosial universitas kepada masyarakat.
“Program beasiswa ini merupakan bentuk CSR UNAS yang ditujukan bagi calon mahasiswa berprestasi, tetapi kurang mampu secara finansial. Kami berharap dengan adanya beasiswa ini, cita-cita mereka tidak terhambat hanya karena faktor ekonomi,” ujarnya.
Wahidin menambahkan, beasiswa yang ditawarkan UNAS cukup signifikan, berupa potongan biaya Uang Pengembangan Sarana (UPS) mulai dari 50 persen hingga 100 persen. Menurutnya, kesempatan ini perlu dimanfaatkan sebaik mungkin agar mahasiswa dapat fokus pada studi tanpa terbebani masalah biaya.
“Selain meringankan beban ekonomi keluarga, beasiswa ini juga menjadi penghargaan atas kerja keras para mahasiswa. Harapannya, mereka semakin termotivasi untuk berprestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik,” tambahnya.
Seleksi wawancara ini melibatkan UPT Marketing dan Public Relations bersama Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAS. Hasil seleksi rencananya akan diumumkan pada 10 September 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Tim Humas UNAS mewawancarai sejumlah peserta seleksi beasiswa. Salah satunya, Nadira Meylani Putri Wahyudi, calon penerima Beasiswa Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK). Ia mengungkapkan motivasinya mengikuti program ini karena dorongan pihak sekolah SMA YMIK di Manggarai serta kondisi ekonomi keluarga.
“Saya memilih UNAS karena sejak awal sudah tertarik, dan juga atas arahan orang tua. Harapan saya dengan adanya beasiswa ini dapat mengurangi beban orang tua sekaligus membuktikan bahwa kondisi ekonomi bukan halangan untuk meraih pendidikan tinggi,” tutur Nadira.
Senada dengan Nadira, Muhammad Dafin Lutfi, calon penerima Beasiswa YMIK lainnya, menyampaikan bahwa program ini sangat membantu meringankan biaya pendidikan.
“Beasiswa YMIK sangat membantu, terutama bagi kami yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Selain meringankan keuangan, program ini juga membuka peluang membangun relasi. Saya memilih UNAS karena memiliki program studi Manajemen yang berakreditasi A,” jelasnya.
Ia berharap ke depan dapat mengajak adik kelasnya di SMA untuk melanjutkan pendidikan di UNAS sekaligus memanfaatkan program beasiswa YMIK.
“Saya bersyukur dapat potongan biaya 50 persen. Semoga ke depannya saya bisa terus mempertahankan IPK minimal 3,25 sesuai persyaratan agar beasiswa ini tetap berjalan,” tutupnya. (SAF)