
Selayar (UNAS) — Pusat Studi Energi Terbarukan dan Manajemen Sumber Daya Universitas Nasional (CSERM UNAS) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai pengembangan budidaya teripang pasir (Holothuria scabra) secara berkelanjutan. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu, 22 Mei 2025, bertempat di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Bupati Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan.
FGD ini merupakan bagian dari program budidaya teripang yang telah berlangsung sejak 2023 dan dirancang selama tiga tahun. Pertemuan kali ini secara khusus membahas capaian kegiatan pada tahun kedua serta rencana pelaksanaan program di tahun ketiga. Lebih dari 50 peserta hadir dari berbagai instansi daerah, termasuk Dinas Perikanan, Bappelitbangda, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas PMD, Dinas Perdagangan dan KUKM, serta Koperasi Produsen Nelayan Budidaya Teripang Tanadoang. Turut hadir pula para penyuluh perikanan dan perwakilan kelompok pembudidaya dari Desa Lowa, Bontoborusu, Kahu-Kahu, dan Kelurahan Bontobangun.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Humas UNAS, Direktur CSERM UNAS Dr. Sugardjito menyampaikan bahwa program ini kini memasuki tahun terakhir pelaksanaannya. “Selama dua tahun, kami telah memfasilitasi berbagai pelatihan teknis, pendampingan, hingga penguatan akses pemasaran bagi masyarakat pesisir,” ujarnya.
Dr. Sugardjito juga menyatakan harapannya agar program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus mendorong pemulihan kualitas lingkungan laut di wilayah pesisir Kepulauan Selayar.
Mewakili Bupati Kepulauan Selayar, Ir. H. Arfang Arif yang hadir membuka kegiatan menyampaikan apresiasi kepada CSERM UNAS atas inisiatif pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya kelompok perempuan, melalui pengembangan budidaya teripang secara berkelanjutan. Ia menegaskan pentingnya komitmen bersama dalam memperkuat kolaborasi agar hasil program dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Pada sesi paparan program, Project Manager Qurratu Ainin bersama Monitoring, Evaluation & Reporting (MER) Research Analyst Chris Kelly memaparkan fokus utama untuk tahun ketiga pelaksanaan. Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:
- Kondisi Musim
Dinamika perairan Selayar memengaruhi siklus produksi dan panen. Oleh karena itu, disarankan masa pemeliharaan yang lebih singkat guna menghindari risiko musim ekstrem. - Efisiensi Biaya dan Material
Perlu inovasi dalam penggunaan bahan keramba budidaya yang lebih tahan lama dan hemat biaya operasional. - Peningkatan Kepadatan Tebar
Akan dilakukan uji coba peningkatan kepadatan tebar teripang di dalam keramba untuk mengidentifikasi kapasitas optimal dan tingkat kelangsungan hidup.
Dengan perencanaan yang matang dan pendekatan yang adaptif terhadap kondisi lingkungan, Kepulauan Selayar memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sentra budidaya teripang pasir di Indonesia. Selain berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, program ini juga diharapkan turut menjaga keseimbangan ekosistem laut di Sulawesi Selatan.(MPR)