Jakarta (UNAS) – Setiap perusahaan yang menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) penting untuk meninjau kembali agar mengetahui kesesuaian outcome dengan perencaan. Social Return on Investment (SRoI) merupakan salah satu metode analisis untuk membantu perusahaan memahami dan mengelola nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkannya.
Namun, dalam penggunaan metode analisis SRoI dibutuhkan kecakapan sehingga data yang disajikan menjadi valid. Melihat hal tersebut Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nasional (LPPM Unas) menyelenggarakan kajian yang berhubungan, dengan tema “SRoI (Social Return on Investment) : Mengkaji Dampak Program Inovasi Sosial”. Dalam kegiatan ini LPPM Unas bekerjasama dengan PT. Karya Cita Konsultindo.
Advisory Board Indonesia Social Sustainability Forum W. Aris Darmono mengatakan bahwa SRoI dapat digunakan untuk menghitung outcome yang diharapkan dari sebuah program. Sehingga sebelum terjun langsung ke lapangan dibutuhkan logical frame work yang lengkap sehingga program yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang ada.
Dengan mengetahui besaran nilai SRoI, perusahaan dapat menentukan program yang akan memberikan dampak terbesar baik dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. “SRoI bisa menjadi bahan sebagai pencapaian untuk perusahaan meningkatkan reputasi perusahaan”, jelasnya.
SRoI menjadi multidisiplin ilmu karena dalam analisisnya mempertimbangkan dari sisi sosial, ekonomi, lingkungan hingga hukum. Sehingga kajian ini diikuti oleh para dosen dan mahasiswa dari beberapa program studi seperti sosiologi, ekonomi hingga pasca sarjana biologi yang aktif memberikan pertanyaan saat sesi diskusi. Kegiatan ini dimoderatori oleh Dosen Sosiologi Unas Adilita Pramanti, S.Sos., M.Si., yang berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom pada hari Kamis (8/4).
Ketua LPPM Unas Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., yang juga menjadi narasumber mengatakan bahwa SRoI menjadi pilihan karena lebih mudah dalam memberikan penilaian dan kesimpulan dari sebuah program terutama dari sisi kelembagaan.
“Oleh karena itu, perusahaan harus lebih serius dalam membuat program sehingga program tidak hanya berlanjut namun terjadi perubahan sistemik”, ujar Nonon.
Sebelum mengakhiri kegiatan, Deputi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari LPPM Unas Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si., memberikan closing remarks dengan harapan agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali karena topik pembahasan SRoI yang menarik dan sangat berguna terutama bagi para mahasiswa baik S1 maupun pasca sarjana. (*ARS)