Jakarta [UNAS] – Krisis kebudayaan yang Indonesia alami sekarang merupakan tantangan jaman yang menjadi tanggung jawab bersama bangsa. Masuknya globalisasi, modernisasi, teknologi, juga kebudayaan barat telah mempengaruhi mental dan kepribadian masyarakat. Permasalahan yang terjadi sekarang ini ternyata telah diramalkan akan terjadi oleh budayawan Sutan Takdir Alisjahbana (STA) dan paham-pahamnya yang mengajarkan kebudayaan bangsa.
Untuk membahas permasalahan bangsa, Universitas Nasional akan menggelar diskusi publik yang tanggal 25 April mengundang tokoh-tokoh nasional Republik Indonesia yang sudah pernah ikut berperan dalam membangun bangsa. Antara lain Mantan Presiden Indonesia ke-6 Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi, S.E.,M.E., Prof. Dr. Taufik Abdullah, APU (LIPI), Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (UI), Tamalia Alisjahbana, S.H., LLM (cantab) (yayasan STA), Dr. Firdaus Syam Pagar Alam, M.A. (SPS Unas) dan dimoderatori oleh Dr. Alfan Alfian, M.Si., (FISIP Unas).
“Diadakannya diskusi publik ini menjadi tetap relevan di tengah-tengah pruralisasi dan persoalan domestikasi bangsa, disorientasi nilai, disharmonisasi sosial. Itu membutuhkan suatu pemikiran-pemikiran jenius dan brilian yang bisa menjawab persoalan ini. Pemikiran-pemikiran ini bisa kita dapatkan dari pandangan Sutan Takdir Alisjahbana,” ujar Firdaus Syam selaku ketua panita diskusi publik Revolusi Mental STA.
Ia menambahkan kondisi objektif masyarakat Indonesia yang sekarang sedang mengalami krisis kebudayaan berkaitan dengan integritas kemanusiaan dan wawasan kebangsaan. Integritas ini dapat dibangun dengan revolusi mental yang diusungkan pemerintahan sekarang. Oleh karena itu, tema yang diangkat dalam diskusi publik nanti adalah ‘Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Manusia Indonesia yang Progresif’.
Persoalan ini menurut Firdaus Syam sudah pernah dibahas oleh Takdir tiga dasawarsa yang lalu, dia sudah membuat kecenderungan bahwa globalisasi akan memperngaruhi bangsa. Dimana terdapat umat manusia yang hidup dalam satu bumi dalam perkembangan sains dan teknologi akan mengalami krisis kebudayaannya sendiri.