Logo MPR

UNAS–GTG Perkuat Ekosistem Perfilman Anak Muda

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama, Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt., menegaskan bahwa festival ini merupakan bentuk nyata kolaborasi UNAS dan GTG dalam membangun ruang kreatif bagi sineas muda Indonesia.

“Festival ini mengembangkan kreativitas pelajar, mahasiswa, dan para kreator muda. Selain menumbuhkan bakat, kegiatan ini juga ikut memperkuat masa depan industri konten visual Indonesia sebagai sektor prioritas ekonomi kreatif,” ujar Prof. Erna.

Ia berharap festival ini dapat terus menjadi ruang inspiratif bagi generasi muda untuk menyalurkan ide dan menghasilkan karya berkualitas. “Selamat kepada para finalis dan pemenang. Semoga penghargaan ini menambah semangat untuk terus berkarya dan menghadirkan film yang kreatif serta orisinal,” tambahnya.

Dorong Talenta Menuju Industri Film yang Lebih Luas

Sekretaris Program Studi Bahasa Korea, Siamwahyuni, S.Sos, juga menyampaikan harapannya agar karya-karya yang lahir dari festival ini dapat melangkah lebih jauh.

“Kami berharap karya yang dihasilkan tidak hanya berhenti pada film pendek, tetapi mampu berkembang ke ranah film internasional. Festival ini fokus pada pengembangan SDM dan menjadi sarana untuk mencetak talenta muda melalui kolaborasi industri dan pemerintah,” jelasnya.

Pengumuman Pemenang Festival Film Pendek

Festival turut dimeriahkan oleh penampilan klub dan kompetisi video horor. Berikut daftar pemenang:

Pemenang Festival

Finalis Lain

Sutradara GTG: Festival Ini Panggung Tumbuhnya Kreator Muda

Acara ditutup oleh Sing Sang Min, sutradara GTG, yang memberikan apresiasi sekaligus refleksi terhadap perjalanan festival.

“Festival ini adalah panggung bagi para kreator muda untuk tumbuh. Dengan pengalaman saya di Korea selama empat tahun di multimedia, tiga tahun di dunia acting modelling, dan sepuluh tahun bekerja sebagai sutradara, saya melihat potensi besar pada para peserta,” ujarnya.

Ia menilai festival masih memiliki ruang pengembangan, tetapi semangat peserta menjadi alasan kuat untuk terus melanjutkan kegiatan ini. “Dengan SDM yang belum banyak, festival ini mungkin belum meriah. Namun antusiasme mahasiswa menjadi alasan kami tetap mendukung dan mengembangkannya,” tutupnya. (SAF)