
Jakarta (UNAS) – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., menegaskan bahwa budaya memiliki peran fundamental sebagai penuntun arah bangsa di tengah dinamika global yang kian kompleks. Dalam pembekalannya kepada para wisudawan Universitas Nasional (UNAS) di JICC, Sabtu, (15/11), ia menyebut bahwa dunia saat ini dihadapkan pada rangkaian tantangan mulai dari konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, disrupsi teknologi, perubahan iklim, hingga maraknya disinformasi yang menuntut generasi muda untuk memiliki pegangan nilai serta kemampuan beradaptasi yang kuat.
“Dunia saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari konflik geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, disrupsi teknologi, perubahan iklim, hingga meningkatnya disinformasi. Menurutnya, situasi global yang tidak stabil menuntut generasi muda untuk memiliki pegangan nilai agar tetap mampu beradaptasi,” ujarnya.
Ia melanjutkan bahwa dalam kondisi dunia yang penuh ketidakpastian tersebut, budaya menjadi kompas. UNAS memiliki dua kata penting dalam identitasnya, yaitu ilmu dan kebudayaan. Keduanya harus berjalan bersama.
Fadli Zon menekankan pentingnya memajukan budaya nasional melalui pengembangan ekonomi kreatif, industri budaya, hingga soft power sebagai kekuatan baru bangsa. “Budaya menjadi sumber ekonomi kreatif. Dari museum, seni, hingga pengetahuan tradisional. Semua dapat menjadi pintu untuk menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa pelestarian budaya melalui riset, karya kreatif, maupun inovasi teknologi merupakan langkah strategis untuk memastikan nilai-nilai budaya tidak hanya terjaga, tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman. Penguatan intellectual property (IP) berbasis budaya juga menjadi sorotan penting agar warisan budaya dapat dilindungi dan dikembangkan secara berkelanjutan.
Teknologi dan Budaya
Sebagai Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menyoroti pentingnya perspektif budaya dalam mempersiapkan para lulusan menghadapi tantangan masa depan. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki mega-diversity budaya yang bukan hanya menjadi fondasi identitas, tetapi juga sumber daya strategis bagi pengembangan ekonomi kreatif nasional.
“Keberagaman mega-diversity budaya kita ini penting sebagai suatu fondasi, tapi juga sebagai sumber bagi cultural and creative economy ke depan,” jelasnya. Ia mendorong generasi muda dan kalangan akademisi untuk aktif memajukan kebudayaan nasional sebagai modal pembangunan bangsa
Terkait dengan tantangan dunia kerja yang semakin dinamis, Fadli Zon menekankan bahwa generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Ia menilai bahwa perkembangan teknologi saat ini tidak lagi berjalan linear, tetapi memberikan quantum leap yang menuntut kesiapan generasi muda. Ia menegaskan bahwa teknologi harus digunakan untuk memperkuat budaya dan mengembangkan industri kreatif, bukan menghilangkan akar budaya.
Fadli Zon pun mengajak para wisudawan UNAS untuk terus berkreasi dan mengembangkan potensi diri dengan tetap memegang teguh nilai budaya bangsa, sekaligus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat agar tidak tertinggal dalam dinamika perubahan industri dan tuntutan dunia kerja modern. (*DMS)