
Jakarta (UNAS) – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Nasional (UNAS) menyelenggarakan First International Conference on Economics and Business (ICEBUS 2025) pada Senin (10/11) di Auditorium Universitas Nasional, Jakarta. Konferensi ini mengangkat tema “Sustainable Futures: Rethinking Economics and Business for a Better World” dan menjadi langkah nyata UNAS sebagai pionir perubahan dan kampus internasional dalam memperkuat peran akademik menuju pembangunan global yang berkelanjutan.
ICEBUS 2025 menghadirkan akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, dan mahasiswa dari berbagai negara untuk berbagi gagasan, hasil riset, serta strategi dalam membangun ekonomi dan bisnis yang beretika, inklusif, dan berorientasi pada keberlanjutan. Kegiatan ini juga menjadi wadah kolaboratif lintas disiplin ilmu, mulai dari keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, digitalisasi, hingga lingkungan hidup, guna menjawab tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.
Konferensi ini menekankan pentingnya mengubah hasil penelitian menjadi kebijakan dan praktik nyata yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam sambutannya, Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.H., S.E., M.M. menegaskan bahwa ICEBUS 2025 bukan sekadar forum akademik, tetapi juga panggilan moral dan strategis untuk menata kembali arah ekonomi dunia.
“Konferensi ini merupakan ajakan bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan pemimpin masa depan untuk menata kembali sistem ekonomi dan bisnis dunia menuju keadilan, keberlanjutan, dan kemanusiaan. Kita tidak hanya berdiskusi tentang teori, tetapi berkomitmen mengubah wawasan akademik menjadi tindakan nyata demi masa depan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Prof. Yuddy.
Sementara itu, Dekan FEB UNAS Prof. Dr. Ir. Edi Sugiono, S.E., M.M. menegaskan pentingnya kolaborasi global dalam mewujudkan sistem ekonomi yang lebih humanis dan berkeadilan. Ia mengatakan, “Konferensi internasional ini menjadi ruang berbagi ide dan refleksi kritis terhadap praktik ekonomi dan bisnis yang ada. Kami percaya, masa depan ekonomi harus lebih inklusif, humanis, dan berkelanjutan. Melalui ICEBUS 2025, UNAS ingin menegaskan komitmennya sebagai kampus yang mendorong perubahan menuju dunia yang lebih baik.”
Dukungan terhadap visi keberlanjutan UNAS juga datang dari para mitra internasional. Salah satunya Assoc. Prof. Rahimie Bin Abd. Karim dari Universiti Malaysia Sabah yang menyampaikan bahwa dunia kini menghadapi tantangan besar yang menuntut perubahan paradigma ekonomi. Ia menyoroti isu perubahan iklim, ketimpangan sosial, degradasi lingkungan, dan disrupsi digital sebagai faktor yang menuntut redefinisi terhadap konsep pertumbuhan ekonomi. “Tradisi ekonomi konvensional yang berasumsi pertumbuhan tanpa batas kini harus dikaji ulang. Pertumbuhan PDB tidak bisa lagi dijadikan satu-satunya indikator kesuksesan,” jelasnya.
Hadir pula Joon Ki Han, Ph.D. dari Busan International College, Korea Selatan, yang membawakan materi bertema “Korea HR Key Trends and Its Implication to Global Professionals.” Ia menyoroti pentingnya adaptasi sumber daya manusia terhadap tren global di era digitalisasi dan perubahan budaya kerja internasional.
Selain para pembicara yang hadir secara langsung, ICEBUS 2025 juga menghadirkan sejumlah pakar dunia secara daring, di antaranya Prof. Thomas Chemmanur (Boston College, AS), Prof. Byung Ik Jung (Tongmyong University, Korea Selatan), Prof. Rossazana Ab Rahim (Universiti Malaysia Sarawak), dan Prof. Walid Saffar (Hong Kong Polytechnic University).
Melalui penyelenggaraan ICEBUS 2025 yang digelar secara hybrid, UNAS menunjukkan komitmennya sebagai kampus internasional yang menjadi pusat pencerahan dan inovasi global. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-76 Universitas Nasional dan turut diisi dengan penandatanganan MoU bersama 22 universitas di Indonesia yang memiliki bidang serumpun ekonomi dan bisnis.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Universitas Nasional terus memperkuat perannya sebagai pionir perubahan dalam pendidikan tinggi, berkontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dan dunia yang lebih baik. (TIN)