Logo MPR

Acara ini menjadi momentum penting yang tidak hanya memperingati sejarah panjang hubungan kedua negara, tetapi juga memperkuat kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan pertukaran generasi muda.

Rangkaian acara dibuka dengan penampilan Tari Jaipong oleh Yuliani Lencester, seniman Indonesia yang kini berdomisili di Florida, Amerika Serikat. Tarian khas Sunda tersebut menjadi simbol keharmonisan dua budaya timur yang berbeda, namun selaras dalam nilai tradisi dan keindahan seni.

Selanjutnya, mahasiswa Program Studi Bahasa Korea UNAS menampilkan Samulnori, pertunjukan musik perkusi tradisional Korea yang enerjik dan penuh makna filosofis. Alunan ritme dari empat instrumen utama Samulnori — janggu, buk, jing, dan kkwaenggwari — menghadirkan suasana hangat dan menggugah semangat para penonton yang memadati ruang auditorium.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS, Dra. Nana Yuliana, M.A., M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen fakultas dalam memperluas wawasan internasional mahasiswa melalui kegiatan budaya lintas negara.

“Perayaan hari ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga simbol kerja sama berkelanjutan antara Indonesia dan Korea Selatan. Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS berkomitmen untuk terus mengembangkan pendidikan dan budaya internasional,” ujarnya.

Nana Yuliana juga menambahkan bahwa banyak dosen FBS UNAS merupakan lulusan universitas ternama di Korea Selatan, sebagian besar di antaranya telah meraih gelar doktor. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa UNAS memiliki kualitas akademik yang kuat dan berorientasi global.

Selain itu, FBS UNAS telah mengirim sejumlah mahasiswa untuk mengikuti program magang dan pertukaran pelajar ke Jepang. Ke depan, fakultas ini akan memperluas jejaring internasional dengan membuka program magang ke Korea Selatan.

“Sudah banyak mahasiswa kami yang belajar dan magang di luar negeri. Ini menjadi salah satu keunggulan FBS UNAS dalam menyiapkan lulusan yang siap bersaing di tingkat global,” tambahnya.

Sebagai universitas tertua di Jakarta yang berdiri sejak tahun 1942, UNAS terus beradaptasi dengan perkembangan zaman. FBS UNAS secara konsisten memperkuat kemampuan multibahasa mahasiswa — meliputi bahasa Inggris, Jepang, Korea, dan Indonesia — sebagai modal utama dalam menghadapi era globalisasi.

FBS UNAS juga telah membuka Program Magister (S2) yang dirancang untuk mendukung karier lulusan sebagai pendidik, penerjemah profesional, pembuat konten, hingga YouTuber edukatif. Kurikulumnya menggabungkan pendekatan linguistik, budaya, dan teknologi digital agar relevan dengan kebutuhan industri kreatif masa kini.

Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Korean Cultural Center Indonesia (KCCI), Kim Yong Woon, mewakili Kedutaan Besar Republik Korea untuk Indonesia. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas dukungan UNAS, khususnya FBS, dalam memperkuat hubungan budaya antara kedua negara.

“Hari ini kita merayakan momen istimewa — 52 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia. Melalui acara ini, kita tidak hanya memperingati sejarah, tetapi juga mempererat persahabatan hangat antara kedua bangsa,” ujarnya.

Kim Yong Woon juga menegaskan bahwa Hanbok bukan sekadar pakaian tradisional, melainkan warisan budaya yang mengandung filosofi dan nilai kehidupan masyarakat Korea.

“Hanbok mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan komunitas. Saya yakin nilai-nilai budaya Indonesia pun memiliki makna yang sama, sehingga kedua budaya dapat saling memahami dan menghargai,” tambahnya.

Acara dilanjutkan dengan fashion show Hanbok, yang menampilkan berbagai jenis pakaian tradisional Korea dengan warna lembut dan desain elegan. Mahasiswa dan dosen tampil anggun membawakan Hanbok di tengah sorakan penonton yang antusias.

Suasana semakin semarak dengan penampilan saxophone oleh Yuyun George, yang menambah nuansa modern dan romantis di tengah gemerlap panggung. Sebagai penutup, Club Dance UNAS menampilkan Random Play Dance dengan iringan lagu-lagu K-pop populer, menciptakan suasana interaktif yang melibatkan penonton untuk ikut menari bersama.

Kemeriahan Hanbok Festival menjadi simbol bahwa hubungan Indonesia dan Korea tidak hanya terjalin di tingkat diplomatik, tetapi juga telah menyatu dalam kehidupan budaya dan pendidikan generasi muda.

Melalui kegiatan ini, UNAS dan KCCI berharap dapat memperkuat kerja sama jangka panjang dalam bidang pendidikan, pertukaran mahasiswa, penelitian budaya, serta kegiatan seni. Acara ini juga menegaskan peran Fakultas Bahasa dan Sastra UNAS sebagai jembatan budaya internasional yang terus menghadirkan pengalaman belajar global, inovatif, dan berakar pada semangat kebangsaan. (Humas UNAS)