Logo MPR

Hadir sebagai asesor dalam kegiatan ini adalah Prof. M. Husnan Lubis, M.A., Ph.D., dari Universitas Sumatera Utara dan Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M.Hum., dari Universitas Gadjah Mada. Keduanya hadir sebagai perwakilan BAN-PT untuk memverifikasi kesesuaian antara laporan evaluasi diri yang telah dikirimkan oleh program studi dengan fakta-fakta di lapangan.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNAS, Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa akreditasi bukan sekadar proses administratif, melainkan momen evaluasi mendalam terhadap arah dan kemajuan program studi. “Kami memaknai akreditasi ini sebagai cermin untuk melihat sejauh mana kami tumbuh dan di sisi mana kami perlu terus menguatkan diri,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kehadiran para asesor merupakan kesempatan berharga untuk mendapatkan arahan dan masukan konstruktif guna memperkuat identitas keilmuan dan sistem pembelajaran yang adaptif di tengah perubahan zaman yang dinamis. Hal ini sejalan dengan visi UNAS untuk terus menjadi institusi pendidikan tinggi yang unggul dan relevan.

Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, Dra. Nana Yuliana, M.A., M.Si., Ph.D., dalam pemaparannya mengungkapkan bahwa Program Studi Magister Linguistik baru berdiri pada tahun 2023 dan telah menunjukkan perkembangan positif. Dari enam dosen pengajar, dua merupakan profesor dan empat lainnya bergelar doktor, sebuah pencapaian yang menjanjikan untuk program baru.

Ia juga menjelaskan bahwa program ini memiliki daya tarik tersendiri, antara lain melalui kolaborasi dengan berbagai universitas di dalam dan luar negeri, seperti Universitas Hasanuddin, Universiti Malaya, dan Prince of Songkla University di Thailand. Kolaborasi ini memperluas jejaring akademik dan mendukung penguatan kurikulum berbasis global.

“Selain dosen yang berkualitas, kami juga aktif menyelenggarakan seminar, kegiatan pengabdian masyarakat, serta menjalin kemitraan strategis dengan institusi nasional dan internasional,” kata Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra. Ia optimis bahwa Prodi Magister Linguistik mampu tumbuh menjadi salah satu program unggulan di UNAS.

Sementara itu, Asesor 1 Prof. Husnan Lubis menyampaikan bahwa asesmen lapangan dilakukan semata-mata untuk mencocokkan data dan bukan untuk mencari kesalahan. “Kami datang bukan untuk menghakimi, tapi memastikan kesesuaian antara laporan dan fakta di lapangan,” ungkapnya seraya menekankan pentingnya komunikasi terbuka selama proses berlangsung.

Senada dengan itu, Asesor 2 Dr. Hayatul Cholsy menyampaikan beberapa rekomendasi teknis bagi penguatan program studi, di antaranya evaluasi terhadap struktur organisasi dan beban kerja, penguatan sistem evaluasi visi misi, serta strategi kurikulum yang lebih fleksibel dan tidak membebani mahasiswa secara berlebihan.

Ia menyoroti bahwa meskipun program ini masih muda, jumlah peminatnya cukup tinggi. “Memiliki 20 mahasiswa aktif di tahun kedua adalah pencapaian yang baik. Bahkan di beberapa universitas negeri sekalipun, ada program sejenis yang kesulitan mencapai jumlah tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut, Hayatul menekankan perlunya strategi percepatan masa studi mahasiswa, terutama melalui alternatif publikasi seperti book chapter atau prosiding seminar, bukan semata-mata publikasi jurnal yang kerap menjadi kendala karena keterbatasan akses dan waktu.

“Publikasi tidak harus menjadi beban. Mahasiswa bisa diarahkan menulis book chapter atau mengikuti seminar nasional yang terbit dalam prosiding. Ini akan membantu mereka menyelesaikan studi tepat waktu,” jelasnya. Ia juga mendorong agar dosen lebih aktif memfasilitasi mahasiswa dalam proses penelitian dan publikasi ilmiah.

Asesor juga memberikan masukan terkait pentingnya peningkatan jumlah penelitian dosen, penyediaan pelatihan proposal hibah, serta penciptaan atmosfer akademik yang lebih hidup, misalnya dengan rutin mengadakan seminar dan forum diskusi yang melibatkan mahasiswa.

Dalam hal sarana dan prasarana, UNAS dinilai sudah memiliki dukungan yang baik. Laboratorium bahasa, ruang kelas yang memadai, serta akses terhadap perpustakaan digital menjadi keunggulan tersendiri yang dapat mendukung proses pembelajaran secara optimal.

Usai sesi sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan verifikasi data dan dokumen teknis antara asesor dan tim penyusun borang.

UNAS Teguhkan Komitmen terhadap Mutu dan Daya Saing Internasional Melalui Asesmen Magister Linguistik

Dalam sesi presentasi, pihak UNAS menyampaikan bahwa sistem penjaminan mutu telah dilaksanakan melalui siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan). Proses ini melibatkan audit mutu internal (AMI) tahunan, monitoring dan evaluasi (monev) berkala, serta survei kepuasan terhadap dosen, mahasiswa, dan mitra eksternal.

Kepala Badan Penjaminan Mutu UNAS Dr. Muhani, S.M., M.Si.M., menjelaskan bahwa unit penjaminan mutu di tingkat universitas menjadi ujung tombak pelaksanaan SPMI, yang terintegrasi ke dalam struktur organisasi dan kinerja seluruh pimpinan. Dengan dukungan unit penjaminan mutu di tingkat Fakultas/Badan/Biro/UPT, pelaksanaan evaluasi berjalan dengan optimal melalui pemanfaatan aplikasi internal dalam penyelenggaraan AMI secara digital di UNAS.

Asesor 2 Dr. Hayatul menyampaikan bahwa sistem pelaporan evaluasi diri yang disajikan melalui dashboard digital UNAS cukup komprehensif, meskipun struktur organisasi masih memerlukan penyempurnaan. “Perlu ada kejelasan garis komando dan pembagian tanggung jawab antara dekan, wakil dekan, dan program studi,” ungkapnya.

Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, yang baru menjabat, menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti masukan asesor. “Ini menjadi tugas pertama saya untuk memperbaiki struktur organisasi agar lebih efisien dan terkoordinasi,” ujar Nana.

Dari sisi sumber daya manusia, Prodi Magister Linguistik masih menghadapi tantangan pada jenjang jabatan fungsional dosen. Saat ini hanya satu dosen bergelar Lektor Kepala, namun fakultas berkomitmen mendorong percepatan kenaikan jabatan dengan dukungan pelatihan, kolaborasi penelitian, dan insentif publikasi.

Ditanya terkait kegiatan dana penelitian, Ketua LPPM UNAS, Dr. Nonon Saribanon, menjelaskan bahwa universitas menyediakan dana penelitian internal setiap semester, dan membuka skema kompetitif setiap tahun. “Tahun ini kami mendanai lebih dari 200 penelitian dengan total anggaran lebih dari dua miliar rupiah,” jelasnya.

Asesor 2 pun menanggapi pernyataan Ketua LPPM itu dengan menekankan pentingnya adanya alokasi dana penelitian yang jelas dalam bentuk persentase terhadap anggaran universitas, sebagai indikator komitmen kelembagaan terhadap pengembangan dosen.

Kerja sama internasional juga menjadi fokus evaluasi. Saat ini, Prodi Magister Linguistik telah menjalin kemitraan akademik dengan institusi di Jepang, Thailand, dan Malaysia. Kegiatan meliputi riset bersama, seminar internasional, dan pelibatan dosen sebagai penguji eksternal tesis di luar negeri.

Dalam sesi penutup, asesor mendorong Prodi untuk menetapkan indikator kinerja tambahan (IKT) yang berorientasi pada internasionalisasi. “Public lecture lintas negara, seminar bersama, hingga publikasi kolaboratif perlu dirancang secara sistematis dan dituangkan dalam Renstra Prodi,” ujar asesor. (*DMS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *