
Jakarta (UNAS) – Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Nasional (UNAS), melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di MAN 7 Jakarta dengan mengangkat dua tema utama: Mengukur Kemampuan Bahasa Jepang Dasar di Kalangan Siswa dan Memperkenalkan Budaya Jepang melalui Seni Kuliner. Kegiatan ini diikuti oleh 105 siswa MAN 7 Jakarta, serta melibatkan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Sastra Jepang UNAS.
Para dosen yang hadir di antaranya adalah Lely Demiyati, M.Hum.; Rita Susanti, S.Pd., S.S., M.Si.; dan Dra. Wisnu Wardani, M.Hum., yang turut mendampingi kegiatan bersama empat mahasiswa sebagai fasilitator pembelajaran.
Acara diawali dengan sambutan oleh Rita Susanti, S.Pd., S.S., M.Si., yang sekaligus membuka kegiatan secara resmi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya bentuk pengabdian, tetapi juga strategi pembinaan dan promosi berkelanjutan antara UNAS dan MAN 7 Jakarta.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah membangun kerja sama jangka panjang dengan sekolah mitra. Kami berharap MAN 7 dapat menjadi sekolah binaan yang aktif dalam program PKM berkelanjutan, serta menjadi jembatan bagi siswa kelas XI dan XII untuk melanjutkan studi ke Universitas Nasional, khususnya di Program Studi Sastra Jepang,” ujar Rita.
Fokus utama PKM kali ini adalah mengukur kemampuan dasar bahasa Jepang sebagai respons terhadap penurunan jam pelajaran bahasa Jepang di sekolah, dari semula lima jam menjadi hanya dua jam per minggu. Penurunan ini berdampak langsung terhadap pencapaian belajar siswa, sebagaimana diinformasikan oleh alumni Sastra Jepang UNAS yang kini menjadi pengajar.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin membangkitkan kembali minat belajar bahasa Jepang dan menumbuhkan budaya literasi bahasa asing sejak dini,” tambahnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran membaca huruf dasar Jepang, latihan soal, serta permainan tebak kalimat. Siswa dibagi ke dalam tujuh kelompok kecil dengan lima anggota per kelompok. Suasana berlangsung interaktif dan antusias, menunjukkan tingginya minat siswa terhadap bahasa Negeri Matahari Terbit.
Puncak kegiatan diisi dengan pengenalan budaya Jepang melalui seni kuliner berupa lomba membuat bento—bekal makanan khas Jepang. Pemilihan tema ini berdasarkan hasil survei minat siswa yang menunjukkan ketertarikan terhadap makanan seperti sushi dan ramen. Selain menjadi bagian dari budaya populer, seni kuliner Jepang juga merupakan salah satu mata kuliah unggulan di Program Studi Sastra Jepang UNAS.
“Dengan kuliner, siswa bisa mengenal budaya Jepang secara menyenangkan dan aplikatif. Ini juga menjadi jembatan untuk menumbuhkan minat lebih dalam mempelajari bahasa dan budaya Negeri Matahari Terbit,” jelas Lely Demiyati, M.Hum., dosen pengampu mata kuliah Kuliner Jepang.
Guru pendamping MAN 7 Jakarta yang merupakan alumni UNAS turut menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan ini. Ia menilai kegiatan PKM dari Prodi Sastra Jepang memberikan dampak positif dan membuka peluang kerja sama lanjutan.
Sebagai penutup, dilaksanakan penilaian terhadap hasil pembelajaran bahasa dan lomba kuliner bento. Kelompok terbaik menerima hadiah dari Program Studi Sastra Jepang UNAS, disusul pembagian suvenir untuk seluruh peserta, dan ditutup dengan sesi foto bersama sebagai bentuk kenang-kenangan dan apresiasi atas partisipasi aktif.
Program Studi Sastra Jepang UNAS sendiri merupakan salah satu prodi unggulan yang tidak hanya menekankan aspek linguistik, tetapi juga memperluas wawasan mahasiswa dalam bidang budaya, sejarah, dan keterampilan praktis terkait Negeri Matahari Terbit. Melalui kegiatan seperti ini, UNAS berkomitmen untuk terus menjalin hubungan erat dengan masyarakat sekaligus mendorong kecintaan generasi muda terhadap studi kebahasaan dan kebudayaan internasional. (SAF)