Jakarta(UNAS) – Universitas Nasional (UNAS) kembali merayakan prestasi akademik dengan keberhasilan Wahyudi Pramono meraih gelar Doktor Ilmu Politik pada 22 Agustus 2024. Program Doktor Ilmu Politik FISIP UNAS menggelar Sidang Senat Terbuka yang dihadiri oleh tokoh akademis ternama dan undangan spesial lainnya. Penelitian Wahyudi yang berjudul “Peran Kyai, Blater, dan Klebun pada Pilkada Sampang Madura Tahun 2018” menggali secara mendalam peran penting tokoh-tokoh tradisional dalam dinamika politik lokal Pilkada Sampang, Madura tahun 2018.
Disertasi Wahyudi Pramono mengulas bagaimana perubahan format Pilkada di Indonesia sejak 2005, dari pemilihan melalui DPR menjadi pemilihan langsung oleh masyarakat, membawa dampak signifikan terhadap peran tokoh-tokoh lokal seperti kyai, blater, dan klebun. Penelitian ini menyoroti:
– Transformasi Demokrasi: Perubahan Pilkada langsung memungkinkan partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam memilih dan mengevaluasi kepala daerah.
– Kedatangan Lokal Strongmen: Sejak 2015, muncul tokoh-tokoh lokal yang dikenal sebagai “lokal strongmen” yang memiliki pengaruh besar dalam proses pemilihan di Sampang.
– Pengaruh Strategis: Kyai sebagai pemimpin spiritual, blater sebagai tokoh keamanan, dan klebun sebagai kepala desa memainkan peran kunci dalam menentukan pilihan politik masyarakat.
– Perubahan Otoritas Sosial dan Politik: Hasil Pilkada 2018 menunjukkan bahwa dukungan dari blater dan klebun lebih dominan dibandingkan kyai, menandakan pergeseran otoritas sosial-politik di Sampang.
Wahyudi Pramono: Inspirasi bagi Generasi Mendatang
Dalam presentasinya, Wahyudi menjelaskan bahwa meskipun masyarakat Sampang telah mengalami perubahan sosial, ketergantungan pada tokoh-tokoh lokal ini tetap kuat. Temuan ini menunjukkan bahwa demokrasi di tingkat lokal masih sangat dipengaruhi oleh struktur sosial dan kultural yang ada, memberikan wawasan baru tentang dinamika politik di daerah. Sidang diakhiri dengan ucapan selamat hangat dari para penguji dan promotor kepada Wahyudi Pramono atas keberhasilannya meraih gelar Doktor. Penelitian ini tidak hanya memperkaya literatur politik Indonesia tetapi juga memberikan perspektif baru bagi pengembangan demokrasi di tingkat lokal. (MPR)