Tuban (UNAS)– Universitas Nasional (UNAS) bekerja sama dengan Pertamina EP Sukowati Field, melakukan kajian mendalam terkait aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan pada program padi organik di Tuban dan Bojonegoro, Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung mulai 19 hingga 26 Agustus 2024, dengan tujuan menyusun rencana strategis untuk lima tahun ke depan.

Menurut Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNAS, “Pemetaan sosial merupakan langkah penting untuk menyediakan data dasar (baseline data) yang akan membantu perusahaan dalam merancang program yang tepat dan sesuai prioritas di wilayah tersebut.”

Selain kajian pemetaan sosial, UNAS juga mengevaluasi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan dari program padi organik yang sudah berjalan di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Pemetaan sosial dilakukan di tiga dusun di Desa Sawahan, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, yaitu Dusun Temulus, Dusun Sawahan, dan Dusun Logawe. Kegiatan ini diadakan dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., serta melibatkan kepala dusun dan warga setempat. Wawancara mendalam juga dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci dari warga di ketiga dusun tersebut.

Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNAS saat memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa.

Kajian ini melibatkan dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi di UNAS, seperti Sosiologi, Agroteknologi, dan Biologi. Beberapa nama yang terlibat di antaranya adalah Fauziah Ilmi, S.Si., Farah Dilla Septianti, Syifa Najla Widiyanti, dan Adit Sudiarto. Kepala Desa Sawahan, Sunarto, menyambut baik inisiatif UNAS dan Pertamina EP Sukowati Field. Menurutnya, kegiatan ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Sawahan di masa depan. Sunarto juga menjelaskan bahwa setiap dusun di wilayahnya memiliki potensi unik, mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, hingga UMKM, meskipun masih menghadapi berbagai tantangan seperti banjir, hama, dan kendala pemasaran produk.

“Berbagai upaya sudah kami lakukan, seperti pelatihan UMKM, pembangunan rumah burung hantu untuk pengendalian hama, penggunaan pupuk organik, dan pelatihan pembuatan pupuk mandiri serta pengemasan produk peternakan yang menarik,” jelas Sunarto. Sunarto juga menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia dalam penggunaan teknologi, terutama untuk pemasaran produk di era digital. “Masih ada pekerjaan rumah, terutama dalam meningkatkan potensi sumber daya manusia dengan menguasai IT atau media sosial. Keahlian ini sangat dibutuhkan untuk memajukan pemasaran di zaman sekarang,” tambahnya. (MPR)