Jakarta (UNAS) – Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.H., S.E., M.E., meluncurkan bukunya yang ke 17 pada Selasa (25/06). Guru Besar Universitas Nasional tersebut menulis buku bersama Akademisi Universitas Nasional Dr. Safrizal Rambe, S.I.P.,M.Si., berharap agar hubungan bilateral Indonesia- Ukraina terus terjalin dengan baik.
“Dalam melihat suatu persoalan Internasional, kita memiliki standarnya sendiri. Pada dasarnya legalitas kita akan membela ketika negeri kita diganggu oleh negara lain, karena setiap negara berdaulat dan adanya pengakuan. Oleh karenanya saat ini sangat penting perdamaian dunia sangat penting,” tuturnya.
Buku yang berjudul “Garuda & Trisula Hubungan Indonesia-Ukraina 1946-2022” menggambarkan hubungan bilateral Indonesia- Ukraina. Akar-akar hubungan kedua negara sudah terjalin sejak Februari 1946 ketika perwakilan Republik Sosialis Soviet Ukraina mendukung kemerdekaan Indonesia di Sidang Dewan Keamanan PPB. Saat itu Indonesia tengah berjuang mendapatkan dukungan internasional melawan agresi militer Belanda.
Indonesia memberikan pengakuan atas kemerdekaan Ukraina pada 24 Agustus 1991 dan pembukaan hubungan diplomatic kedua negara ditandatangani pada 11 Juni 1992. Sejak saat itu hubungan diplomatic berlangsung hangat dan terus terjaga, sampai di tahun 2022 Indonesia mengambil peran dalam upaya Internasional memediasi perang Ukraina-Rusia.
“Ditengah minimnya referensi yang mengkaji hubungan bilateral Indonesia-Ukraina, buku ini bisa menjadi referensi Sejarah hubungan diplomatik Indonesia- Ukraina,” sambungnya.
Rektor Universitas Nasional Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A menyampaikan Yuddy merupakan Profesor Universitas Nasional yang berdedikasi tinggi sebagai akademisi. “Saya gambarkan Prof. Yuddi adalah pribadi yang hangat dan multitalenta. Saya menyambut baik dengan peluncuran buku ini mudah- mudahan menjadi inspirasi bagi dosen untuk terus berkarya sehingga bisa meluncurkan buku juga,” katanya dalam sambutan.
Sementara itu Duta Besar Ukraina Untuk Indonesia H.E. Dr. Vasyl Hamianin merasa terhormat dan tersentuh atas peluncuran buku tersebut. “Saya sangat merasa terhormat berada disini, acara ini sangat menyentuh saya. Prof. Yuddy berhasil menulis buku yang berkaitan dengan hubungan diplomatik Indonesia- Ukraina. Saya berharap akan banyak buku buku lainnya tentang Ukraina, mungkin dari segi keilmuan, travel hingga bidang aktivisnya,” ujarnya.
Didalam buku tersebut, dalam misi memediasi perang Ukraina- Rusia tanggal 29 Juni 2022 Presiden Indonesia Joko Widodo bertolak ke Ukraina untuk membawa misi perdamaian. Satu tahun kemudian di sela-sela KTT G7 di Hirosima pada 21 Mei 2023, Jokowi dan Presiden Volodymyr Zelensky kembali bertemu untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.
Ketua BKSAP DPR RI Dr. Fadli Zon, S.S.,M.Sc juga mengatakan hubungan Ukraina- Indonesia menjadi salah satu topik diskusi yang menarik. “Tentunya kita ikut dukung dalam misi perdamaian dunia, diplomasi negara dalam jalur parlemen. Seperti saat ini yang masih terjadi adalah kerusuhan yang terjadi oleh Israel dengan Gaza, isu tersebut sangat kompleks dan semakin sulit untuk melakukan perdamaian global. Perang Ukraina – Rusia yang saat itu terjadi juga menjadi perhatian penuh karena keduanya adalah sahabat baik Republik Indonesia.” Pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dirjen Amerika Eropa Kemenlu RI Dr. Umar Hadi, Akademisi Ukraina Dr. Anton Galushka-Adaykin, serta Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof. Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M dan Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan SDM Prof. Dr. Drs. Eko Sugiyanto, M.Si. (MPR)