Jakarta (UNAS) – Universitas Nasional meluluskan 1.533 wisudawan/i pada periode I semester ganjil tahun akademik 2023/2024. Kelulusan para wisudawan/i ditandai dengan penyelenggaraan wisuda yang dilaksanakan pada Minggu (2/5/2024) di Jakarta Convention Center (JCC). Adapun penyelenggaraan wisuda dibagi menjadi dua sesi dengan jumlah wisudawan sebanyak 835 pada sesi 1 terdiri dari 73 wisudawan program magister, 762 wisudawan program sarjana. Sedangkan Sesi 2, diikuti oleh 698 wisudawan terdiri dari 49 wisudawan program magister, 649 wisudawan program sarjana.
“Pada kesempatan yang berbahagia ini, atas nama UNAS, dengan penuh kebanggaan dan sukacita, kami mengucapkan selamat kepada wisudawan atas keberhasilan saudara-saudara menyelesaikan pendidikan di UNAS. Hari ini adalah momen yang sangat istimewa dalam perjalanan akademik kalian semua,” ujar Rektor UNAS Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A. dalam pidatonya pada wisuda UNAS.
El Amry menambahkan, wisuda adalah akhir perjuangan sebagai mahasiswa, dan awal perjuangan sebagai warga negara untuk memasuki dunia kerja yang nyata dengan tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Untuk menang dalam persaingan, modalnya bukan hanya mengandalkan ijazah dengan prestasi akademik “cum laude”, “sangat memuaskan”, atau “memuaskan”, namun lebih dari itu membutuhkan modal soft skill.
Untuk sampai fase wisuda, kata El Amry, ada proses perjuangan yang tidak ringan, perlu tekad, niat membaja dalam menghadapi persoalan selama menjadi mahasiswa. Bukan sekadar prestasi akademik dan ilmu yang mengasah penalaran dalam berpikir dan bertindak, prestasi non akademik, lingkungan yang menempa mewarnai sikap, perilaku, para wisudawan/i.
Dalam wisuda ini, terdapat 12 wisudawan/i terbaik yang datang dari program sarjana maupun program magister. Wisudawan/i terbaik mendapatkan cincin emas yang langsung disematkan oleh Rektor UNAS. 12 wisudawan/i diantaranya yaitu (1) Dina Liliyana wisudawati Program Magister Hukum, Fakultas Hukum dengan IPK 3,99; (2) Nurhaeni wisudawati Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,98; (3) Silvia Hasan wisudawati Program Magister Biologi, Fakultas Biologi dan Pertanian dengan IPK 3,98; (4) Erina Rahmazani wisudawati Program Magister Teknologi Informatika, Fakultas Teknologi, Komunikasi dan Informatika dengan IPK 3,98; (5) Muhamad Saefudin wisudawan Program Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan IPK 3,90; dan (6) Sara Dwi Anjani wisudawati Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra dengan IPK 3,99.
Kemudian, (7) Vicky Zaynul Firmansyah wisudawan Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan IPK 3,98; (8) Harun Al Jafar wisudawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi, Komunikasi dan Informatika dengan IPK 3,97; (9) Dwi Efriana wisudawati Program Studi Agroteknologi, Fakultas Biologi dan Pertanian dengan IPK 3,95; (10) Regita Kurnia Febrian wisudawati Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan dengan IPK 3,95; (11) Silva Wira Pratiwi wisudawati Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan IPK 3,93; serta (12) Hilda Dewi wisudawati Program Studi Hukum, Fakultas Hukum dengan IPK 3,88.
Selain itu masih ada 65 wisudawan/ti dari program Pascasarjana dan 874 wisudawan/ti dari program Sarjana, yang berpredikat “Cum Laude” (Dengan Pujian).
“Mereka adalah lulusan terbaik yang telah menginspirasi dan membanggakan kita semua. Secara khusus, kami mengucapkan selamat kepada beberapa wisudawan dan wisudawati yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK tertinggi serta menyelesaikan studi tepat waktu. Dengan kerendahan hati, mari kita mengapresiasi pencapaian mereka yang telah menjadi panutan dan teladan bagi teman-teman seangkatannya,” kata El Amry.
Ketua Pengurus Yayasan Memajukan Ilmu dan Kebudayaan (YMIK) Dr. H. Ramlan Siregar, M.Si. dalam sambutannya, turut menyampaikan selamat kepada wisudawan/i yang telah menyelesaikan pendidikannya di UNAS. Ramlan melanjutkan, sebagai bentuk tanggung jawab UNAS kepada bangsa dan negara, khususnya dalam penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing di era global, UNAS selalu menjaga komitmen untuk terus menjadi yang terbaik dalam memberikan kualitas pendidikan.
“Kami juga mendorong Pimpinan UNAS melakukan upaya optimal agar mahasiswa dapat melaksanakan fungsi tri dharma perguruan tinggi. Semua ini dilakukan dalam upaya mewujudkan visi Universitas Nasional tahun 2035 sebagai salah satu universitas terbaik di Asia,” ungkapnya.
Ramlan mengatakan, dalam lingkungan sosial dan dunia kerja, nantinya para wisudawan/i akan menjumpai perbedaan budaya, cara pandang, nilai, serta tradisi. Terlebih saat ini, pemanfaatan teknologi digital sangat meluas, sehingga informasi dan pengetahuan dapat dijangkau semua pihak. Dalam kondisi seperti ini, pertukaran pengetahuan menjadi kunci keberhasilan.
Menurut Ramlan juga, dalam proses pertukaran pengetahuan tersebut perlu ada keterbukaan pikiran serta interaksi sosial yang penuh toleransi. “Wisudawan/i mesti mampu secara bijak untuk dapat beradaptasi dan mengambil nilai serta pengetahuan. Oleh sebab itu, pertukaran pengetahuan memerlukan kemampuan untuk berinteraksi, berkomunikasi, serta berkolaborasi.
Mengurangi Proporsi Pengangguran Melalui Program MBKM
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III Prof. Dr. Toni Toharudin, S.Si., M.Sc. dalam sambutannya yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Riset dan Pengabdian Masyarakat LLDIKTI Wilayah III Adhy Purnama, S.E., M.M. pada wisuda UNAS mengatakan bahwa tantangan sarjana hari ini dan di masa yang akan datang cukup berat. Menurutnya, tantangan dalam memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai dengan kompetensi serta passion lulusan, perlu mendapatkan perhatian khusus.
“Penting untuk dicatat bahwa saat ini, lulusan perguruan tinggi menyumbang sekitar 10% angka pengangguran dari total jumlah pengangguran terbuka pada tahun 2022 sebesar 9 juta. Hal ini tentu menjadi warning bagi lembaga pendidikan tinggi,” pungkasnya.
Adhy menjelaskan, salah satu faktor penyebab tingginya proporsi pengangguran dari kelompok sarjana di antaranya adalah adanya ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan kebutuhan pasar kerja. Kondisi ini disebabkan oleh kurikulum perguruan tinggi yang tidak selalu mengikuti perkembangan dan kebutuhan industri.
“Untuk itu, kami dari LLDIKTI Wilayah Ill berharap agar kampus dapat memastikan bahwa kurikulum yang diberikan adalah kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Universitas Nasional juga perlu memfasilitasi mahasiswanya untuk memperoleh kesempatan magang atau kerja praktek agar dapat memperoleh pengalaman kerja yang relevan dan meningkatkan kompetensi mereka (mahasiswa),” jelasnya.
Ia juga mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir Pemerintah telah mencanangkan program MBKM. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas kepada mahasiswa dalam memilih mata kuliah, mengembangkan keterampilan, dan mengakses sumber belajar yang lebih luas. Kebijakan MBKM diharapkan dapat membantu mengurangi proporsi lulusan perguruan tinggi yang menganggur dengan memberikan mahasiswa keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan dunia kerja, serta meningkatkan akses terhadap peluang karir. “Ini adalah terobosan penting yang perlu disambut oleh perguruan tinggi seperti Universitas Nasional, sebagai upaya mitigasi risiko besarnya jumlah pengangguran yang dihasilkan oleh perguruan tinggi selama ini,” ucapnya.
Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045
Pada Wisuda UNAS tahun akademik 2023/2024, hadir pula Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Periode 2003 – 2008 dan Anggota DPD RI Periode 2019 – 2024 Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H. untuk menyampaikan pembekalan kepada para wisudawan/i.
Prof. Jimly meyampaikan terkait dengan tantangan menuju Indonesia Emas tahun 2045. Ia mengatakan bahwa para lulusan yang di wisuda pada kali ini akan mengalami periode tersebut. Prof. Jimly pun mengatakan bahwa dalam menghadapi tantangan menuju Indonesia Emas, lulusan perlu rajin belajar untuk mempersiapkan diri.
Ia juga menerangkan bahwa tantangan itu akan dipengaruhi oleh beberapa ancaman yaitu perang ekonomi dan juga perkembangan teknologi. Dalam menghadapi kompleksitas ancaman tersebut, generasi muda perlu menjadi agen perubahan. Para lulusan bisa melalui partisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, kegiatan sosial, dan politik yang bertujuan memajukan kepentingan masyarakat. Melalui pemahaman mendalam terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Selain itu juga bisa merumuskan solusi-solusi inovatif dan memberikan dampak positif bagi banyak orang.
Terkait dengan tantangan teknologi, Prof. Jimly mengatakan bahwa tantangan di era terbukanya informasi pada saat ini menciptakan disinformasi yang sangat beragam. Sehingga hal itu, dapat mempengaruhi sikap generasi muda dalam menyerap suatu informasi. Oleh karena itu, para lulusan diharapkan mampu meningkatkan kecerdasan intelektual, critical thinking serta kecerdasan emosional.
Hal lain yang perlu menjadi pegangan oleh para wisudawan, kata Prof. Jimly yaitu kesiapan mental dari generasi muda. Menurutnya, Generasi muda harus berusaha untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental dalam berdigital. “Jadi kita harus mempersiapkan diri, dengan kuncinya yaitu sikap mental dari para lulusan itu sendiri,” ujarnya. (MPR)