Jakarta (UNAS) –Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Kuliah umum Technopark dengan tema “Kewirausahaan Teknologi di Era Zaman Now” pada Rabu (14/2) di Auditorium blok 1 lantai 4 Universitas Nasional. Turut hadir dalam kuliah umum ini Direktur Sumbawa Technopark Dr. Arief Budi Witarto, B. Eng., M.Eng., Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)Dr. Ir. Nonon Saribanon, M.Si., Dekan Fakultas Biologi Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si. serta para dosen di lingkungan Universitas Nasional.

Direktur Sumbawa Technopark Dr. Arief Budi Witarto, B. Eng., M.Eng. menjelaskan bahwa untuk membangun bangsa dibutuhkan peran negara khususnya dalam pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Menurutnya, UMKM yang berada di desa berpotensi sangat besar dalam membangun pereknomian bangsa dan perlu dikembangkan sehingga berubah menjadi startup.

“Memberdayakan UMKM sebagai pondasi negara kita yang sangat kuat, UMKM tersebut berjenis tradisional dan kita dorong untuk mengikuti perkembangan yaitu startup,” ujarnya. Lebih lanjut, Arief mengatakan startup di Indonesia makin berkembang dan salah satunya sudah menjadi decacorn yang nilai valuasinya mencapai 15 Miliar. Sehingga menjadi kesempatan bagi anak muda untuk mendirikan bisnis serta membuka lapangan kerja.

“Startup ini sangat penting karna akan menjadi unicorn yang nilai valuasinya lebih dari 15 Miliar dan sudah bukan zamannya lagi anak anak bekerja di BUMN tapi memiliki perusahaan sendiri salah satunya technopark sumbawa.” ucap Arief. Technopark sendiri merupakan kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat. Technopark Sumbawa sendiri berdiri sejak tahun 2015, Sumbawa Technopark berfungsi sebagai inkubasi bisnis bioteknologi, serta bekerjasama dengan tenant startup serta industri. Di antaranya dalam bidang pemurnian bibit, pengolahan rumput laut, dan pakan udang. Ada pula startup mesin pertanian, mie rumput laut, dan mikrohidro.

“Kehadiran Technopark Sumbawa ini sudah mendorong peningkatan nilai tambah sumber daya alam, kualitas produk, penyiapan SDM, dan penciptaan lapangan kerja,” tuturnya. Ia menambahkan bahwa dalam membangun startup harus memiliki inkubator untuk sebagai salah satu cara. “Seperti di Unas ini sudah memiliki inkubator wirausaha. selain itu, pembangunan technopark yang berfungsi membangun startup dan penelitian terapan,” jelas pria kelahiran Sumatera Selatan itu. (*DMS)