JAKARTA (UNAS) – Dalam beberapa tahun terakhir Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Himakom) rutin mengadakan acara tahunan yang dinamakan sebagai Communication Weeks (Commweeks). Tahun ini, Himakom kembali menggelar Commweeks dengan serangkaian acara untuk memberikan pengetahuan kepada peserta Commweeks 2019. Dalam kegiatan ini selain Workshop Public Relations sebagai penutup kegiatan, HIMAKOM juga mengadakakan Seminar Nasional, Workshop Periklanan dan Workshop Bengkel Jurnalistik.

Dalam sambutannya, Monika Br Perangin Angin Ketua pelaksana Workshop Public Relations yang dilangsungkan di Aula blok 1, lantai 4 ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang public relations di era industri 4.0. “Diadakan workshop ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai public relations di era industri 4.0,” jelas mahasiswa semester 6 Ilmu Komunikasi itu.

Workshop ini, selain mengundang dosen Ilmu Komunikasi Swastiningsih S.E., M.Si. juga mengundang beberapa narasumber untuk memberikan materi seperti: Wakil Kepala Bidang Publikasi dan Komunikasi BPP Perhumas Henny Puspitasari, Head of External Communication RCTI, MNCTV, GTV, & INEWS Ahmad Alhafiz, Moderator Diva Noviana, dengan mengusung tema “Brand Awarness on Social Media” , Senin (29/4).

Menurut Wakil Kepala Bidang Publikasi dan Komunikasi BPP Perhumas Henny Puspitasari, Transformasi Public Relations dalam era revolusi Industri 4.0 harus diikuti oleh lima keriteria, anatara lain; Kompetensi, Personalisasi Konten, Kreatif dan pahami Global Trend, Integritas serta Kolaborasi. “ Di era revolusi Industri 4.0, transformasi Public Relations harus diikuti oleh lima keriteria, yang pertama Kompetensi, kedua Personalisi Konten, ketiga Kreatif dan Pahami Global Trend, keempat Integritas dan yang kelima adalah kolaborasi,” terang Henny saat menjadi pembicara di Universitas Nasional (29/4).

Sementara itu, Henny menambahkan pentingnya public relations sebagai penyalur informasi, Pembangun merek, generator utama perusahaan, dan sebagai pusat komando komunikasi menjadikan public relations tidak dapat digantikan dengan robot, karena pekerja dalam bidang public relations harus bertatap muka dan memiliki perasan.

“Pekerja di bidang public relations tidak bisa tergantikan oleh robot, karena mereka butuh face to face, keramah tamahan dan juga memiliki perasaan untuk menjaga hubungan baik dengan media dan khalayak.” Tutupnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh 90 mahasiswa dan para dosen Ilmu Komunikasi ini juga mengundang Asep Rahmat Iskandar S.H., M.H sebagai perwakilan dari Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi untuk memukul Gong penutupan kegiatan Communication Weeks 2019. (*TIN)