Jakarta (UNAS) – Sejak periode I Presiden Joko Widodo menjabat, beliau membuat gagasan untuk membentuk Indonesia menjadi poros maritim. Tentu hal ini mendapat respon dari masyarakat dengan adanya opini dan tumbuhnya pemikiran terbuka, yang salah satunya juga menjadi bahan kajian oleh program studi (prodi) Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Nasional (FISIP Unas).

Prodi Hubungan Internasional FISIP Unas bekerjasama dengan Bank BNI mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dan Peluncuran Buku. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring dan luring yang dihadiri oleh Dekan FISIP Unas, Dr. Zulkarnain, S.I.P., M.Si., Dekan FISIP Azzahra, Dr. H. Mansyur Achmad KM., serta para tamu undangan dan mahasiswa.

Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si.,

Ketua Prodi Hubungan Internasional Unas, Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si., menyampaikan bahwa, “apa hambatan, apa peluang, dan apa manfaat bagi masyarakat itu yang akan menjadi diskusi kita kali ini. Kami berharap (diskusi ini) dapat menambah wawasan kita dan juga menambah pengetahuan kita semua,” ujarnya yang sekaligus membuka kegiatan pada hari Selasa (30/3) bertempat di Menara Unas, Ragunan.

Kegiatan FGD ini membahas topik mengenai maritim dan juga bedah buku dengan judul “Arung Maritim Indonesia dalam Gejolak Ombak Globalisasi” yang ditulis oleh Rizki Marman Saputra, S.Hum., M.Si., yang juga menjadi salah satu pembicara.

Buku tulisan Rikzi tersebut mengangkat topik maritim yang membahas antara lain mengenai konsep sejarah maritim, tantangan maritim Indonesia, orientasi poros maritim Indonesia, aspek fisik dan aspek kebijakan, kepentingan kesadaran dari karakteristik dan pemerintah, serta kebijakan dan pertahanan maritim.

Dari tantangan, hambatan serta peluang maritim Indonesia, Rizki merasa dibutuhkan peran stakeholder untuk mewujudukan negara maritim. “Sebagai negara yang memiliki laut sangat luas beserta potensi yang dimiliki seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan potensi tersebut yang diberikan oleh sebuah instusi tunggal. Saran saya, yang diberikan kewenangan penuh untuk memberikan keamanan di laut nasional dengan legalitas formalnya diakui oleh hukum nasional dan internasional”, jelas Rizki.

Sebelum masuk ke dalam sesi diskusi, dosen senior prodi Hubungan Internasional FISIP Unas, Dr. Harun Umar, M.Si., memberikan analisa dan argumentatifnya dari buku tersebut. Menurut Harun, buku ini menarik dan dirasa masih bisa dikembangkan kembali agar menjadi lebih lengkap. “Buku ini saya kira sudah banyak informasi, cukup banyak dan memang tinggal digali buku ini dan bisa dijadikan salah satu program”, ujar Harun.

Kegiatan yang dimoderatori oleh dosen prodi Hubungan Internasional FISIP Unas, Harry Darmawan, S.Hum., M.Si., ini mendapatkan antusias tinggi dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh para peserta. Diskusi dilaksanakan langsung secara luring maupun daring yang dioperatori oleh tim Unas TV.

Diakhir penghujung acara, kedua pembicara memberikan harapannya agar dari diskusi ini menghasilkan masukan-masukan, inovasi, dan menjadi bagian dari multidisiplin serta kembali menggaungkan semboyan “Jalesveva Jayamahe” yang diterjemahkan sebagai “Justru di Laut Kita Jaya”. (*ARS)

Rizki Marman Saputra, S.Hum., M.Si., (kiri) selaku pembicara dan penulis buku “Arung Maritim Indonesia dalam Gejolak Ombak Globalisasi” dan Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si (kanan) selaku Ketua Prodi Hubungan Internasional Unas
Kegiatan Focus Group Discussion dan Peluncuran Buku “Arung Maritim Indonesia dalam Gejolak Ombak Globalisasi” kerjasama antara Prodi Hubungan Internasional dengan Bank BNI pada hari Selasa, 30 Maret 2021 di Menara UNAS