JAKARTA (UNAS) – Dosen dan Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS) akan menerbitkan buku hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Seribu dan Tawamangu, Jawa Tengah. Buku tersebut akan berisi kumpulan hasil penelitian bersama para dosen dan mahasiswa yang mengambil mata kuliah bioprospeksi dan tumbuhan obat.

Penelitian Bioprospeksi Biota Laut dilakukan oleh 17 mahasiswa Fakultas Biologi dan dosen di Pulau Seribu pada 8-10 Februari 2019. Penelitian ini dilakukan guna mencari bahan-bahan alam seperti spons laut yang dapat dimanfaatkan sebagai obat dan dikomersilkan di masa depan. Untuk mencari spons tersebut, mahasiswa menyelam di beberapa titik di Pulau Seribu.

“Mahasiswa menemukan sekitar 30-40 spesies spons laut yang dibawa ke Laboratorium Biologi UNAS di Bambu Kuning dan diteliti apakah memiliki khasiat obat atau tidak. Untuk tahap pertama ini kami akan menguji anti bakteri, jadi apakah spons tersebut mempunyai daya anti bakteri atau anti jamur atau tidak,” jelas Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat dan Kerjasama Universitas Nasional. Prof. Dr. Ernawati Sinaga, M.S., Apt. saat ditemui diruangannya, Selasa (12/02).

Erna yang turut serta dalam penelitian tersebut menambahkan, selama melakukan penelitian, mahasiswa hanya mengambil beberapa spesies spons sebagai sampel dan akan mengembangbiakkannya lebih cepat. “Kami disini tidak mengambil biota laut yang banyak karena dalam jangka panjang resikonya akan berkurang di alam. Ini sesuai dengan prinsip konservasi, Jadi kami bisa mengembangbiakannya dan yang diambil hanya senyawa obatnya,” kata dia.

Setelah menguji segudang manfaat yang bisa dihasilkan dari biota laut tersebut, lanjut Erna, spons itu akan dibuatkan fingerprint dari DNAnya. Dalam hal ini, menurut Erna penelitian tidak bersifat merusak alam melainkan merawatnya dan memperkaya manfaat dengan mengembangbiakkan, dan membudidayakan.

Disamping publikasi untuk buku, penelitian ini juga melibatkan 6 mahasiswa yang akan meneliti untuk bahan tugas akhir (skripsi). Kegiatan ini pun sudah 4 kali dilaksanakan dan bioprospeksi merupakan kegiatan rutin dari mahasiswa biologi UNAS. “Jadi dari penelitian ini mahasiswa diajarkan bagaimana mencari bahan alam, dikumpulkan, diuji di laboratorium, dan menyimpulkannya,” terangnya.

Selain itu, diwaktu yang berbeda, belajar langsung ke alam juga dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Biologi Konsentrasi Biomedik Universitas Nasional ke Tawamangu, Jawa Tengah, pada 5-7 Februari 2019. Mahasiswa tersebut melakukan kunjungan ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tumbuhan Obat dan Obat Tradisional (B2P2TTO) dan mengunjungi museum tanaman obat.

“Disana mahasiswa melakukan kunjungan dan mengambil informasi mengenai tanaman obat untuk membuat buku. Mahasiswa tersebut masing-masing dikasih tugas untuk mengumpulkan 5 spesies tumbuhan obat yang akan ditulis kembali dari aspek biologis dan medisnya,” jelas Erna.

Erna menuturkan, terdapat 14 mahasiswa yang ikut dalam kunjungan ini. Berbagai kumpulan hasil dari analisis dan foto mereka mengenai tanaman obat akan dibukukan. “Jadi ada sekitar 70 tanaman obat yang bisa dikumpulkan dalam satu buku,” imbuhnya. Pada kunjungan tersebut mahasiswa juga melihat klinik yang resep obatnya terbuat dari jamu. Penelitian di lapangan ini ternyata memberikan nuansa baru bagi mahasiswa dan memotivasi mereka untuk belajar.

“Mahasiswa saya lihat sangat antusias dan suka sekali diajak penelitian ke lapangan. Belajar asalkan diberikan atmosfer yang berbeda dan menyenangkan, pasti hasilnya juga menyenangkan. Dosen juga berperan penting bagaimana membuat mahasiswa semangat dan cinta belajar. Saya kira kegiatan ini akan diteruskan sehingga mahasiswa bisa terus belajar meneliti dan menulis hingga terpublikasi, ” tutup Erna.(*NIS)