JAKARTA (UNAS) – Banyak kesempatan yang dapat diraih oleh mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) untuk belajar ke luar negeri. Salah satunya adalah program studi Sastra Jepang, yang memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk langsung belajar ke negeri ginseng itu. Intensive Program in Japanese and Culture di University of The Sacred Heart (Seishin Daigaku), Jepang, misalnya, merupakan program beasiswa yang ditawarkan Program Studi Sastra Jepang kepada mahasiswa untuk belajar di Jepang.

“Jadi kami punya program beasiswa itu untuk kuliah di Sacred Heart University, Tokyo, Jepang, yang sudah bekerjasama dengan Sastra Jepang UNAS. Program ini merupakan program intensif yang ditawarkan khusus bagi mahasiswa Sastra Jepang untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang dan budayanya dengan merasakan langsung kehidupan di Jepang. Kerjasama merupakan hal yang membanggakan bagi kami karena hanya UNAS saja kampus di Indonesia yang punya program beasiswa dengan universitas bergengsi di Jepang itu,” jelas dosen Program Studi Sastra Jepang, Ucu Fadhilah, M.Hum, saat menghadiri acara sharing pengalaman alumni Sastra Jepang mengenai program ini, Sabtu (2/02).

Fadhilah melanjutkan, program ini diperuntukkan bagi mahasiswa perempuan sastra Jepang yang akan dijalankan selama satu semester dan dua kali setiap tahunnya. Program ini juga akan diikuti selama 4 bulan oleh mahasiswa UNAS dan berlangsung dalam 2 periode yaitu periode autumn/summer class dan periode fall/winter class. “Pada program ini mahasiswa akan bersatu dalam kelas internasional dan bertemu dengan mahasiswa asing dari berbagai penjuru dunia,” tambahnya.

Siti Aisah, salah satu alumni Sastra Jepang UNAS yang telah mengikuti program ini mengatakan, sebelum berangkat, mahasiswa harus mengikuti rangkaian seleksi diantaranya pendaftaran, membuat karangan atau sakubun mengenai diri sendiri menggunakan bahasa Jepang, serta seleksi wawancara perihal motivasi dan tujuan mengikuti program ini. Selain itu, dilanjutkan dengan beberapa tahapan seperti medical check up, membuat surat perizinan, mengurus visa, dan mengikuti training seputar informasi kehidupan sekolah.

“Semua proses seleksi wajib diikuti dan prosesnya mudah sehingga kesempatannya besar banget. Selain menambah teman, program ini juga bisa memperlancar skill bahasa Jepang mahasiswa serta menambah kepercayaan diri. Banyak banget pelajaran yang saya dapatkan dari mulai etika sopan santun orang Jepang yang bisa saya bawa ke Indonesia, selain itu juga belajar bagaimana menghargai waktu, dan banyak hal-hal positif lainnya yang bisa membuat kita intropeksi diri, ” ungkapnya.

Dalam kesematan yang sama, alumni lainnya, An’nissa Damayanti menambahkan, nantinya mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga ada beberapa aktivitas di luar kuliah yang dapat diikuti seperti kelas budaya membuat kaligrafi bahasa Jepang, kelas memasak makanan Jepang, study tour, belajar seni beladiri naginata, belajar memainkan alat musik koto dan shamisen, belajar merangkai tanaman, belajar aktivitas minum teh ala masyarakat Jepang, menjadi sukarelawan di beberapa kegiatan, kunjungan ke sekolah-sekolah, mengikuti event internasional, dan mengikuti latihan simulasi bencana.

“Dengan adanya berbagai kegiatan di luar kampus seperti ini, dapat membuat mahasiswa menjadi lebih mandiri dan memperluas jaringan dengan berbagai mahasiswa dari universitas lainnya. Selain itu, kita juga bisa dapat modal untuk bekerja di perusahaan Jepang karena sudah mengupgrade skill kita. Banyak program-program gratis yang dapat diikuti diluar kampus dan sayang banget kalau dilewatkan, jadi selagi masih ada waktu mending ikut saja. Namun, jangan sampai kuliahnya jadi terbengkalai karena disana belajar itu yang paling penting,” jelas perempuan yang kini bekerja sebagai translator Jepang di PT. Indonesia Stanley Electric itu.

Berbicara mengenai mahasiswi Sastra Jepang UNAS yang bisa mengikuti program ini, mantan dosen Sastra Jepang UNAS, Chizuyo Inoue dari Seishin-Kai mengatakan, Sacred Heart University, Tokyo, Jepang, merupakan salah satu universitas swasta di Jepang yang membuka wawasan tentang perempuan bahwa semua perempuan bisa berkiprah di dunia. “Jadi memang visi dari universitas ini ingin perempuan bisa berkiprah di dunia publik dan syaratnya dengan belajar bahasa Jepang,” jelasnya.

Di Universitas tersebut, perempuan juga akan diajarkan bagaimana menjalani kehidupan yang baik untuk dirinya dan orang lain sehingga dapat menjadikan perempuan sebagai sosok yang mandiri. “Itulah mengapa program ini dikhususkan untuk perempuan. Semoga mahasiswi UNAS yang ingin lulus di program ini dapat mempersiapkan bekalnya dengan baik dan bisa menguasai bahasa Jepang sebagai bahasa utama mereka disana untuk mempermudah berkomunikasi,” tutup perempuan yang menjembatani kerjasama UNAS- Sacred Heart University ini.(*NIS)